Wamena, Jubi – Sekitar 300an tenaga medis yang terdiri dari bidan, perawat dan pegawai administrasi di RSUD Wamena mogok kerja selama 2 hari, 19-20 Juni. Akibatnya, pihak rumah sakit kewalahan melayani pasien.
Mogok kerja itu dikarenakan gaji para pekerja medis selama 3 bulan punya belum dibayarkan oleh pihak manajemen RSUD Wamena. Terhitung sejak April hingga Juni 2023.
Dokter dan perawat RSUD Wamena berstatus ASN, mengaku kewalahan melayani puluhan pasien. Terjadi keterlambatan dalam penangangan pasien,
Hal itu disampaikan salah satu perawat Jenno Wetipo, saat dikonfirmasi Jubi di gedung Instalasi Gawat Darurat atau IGD RSUD Wamena, Selasa siang (20/6/2023).
Menurutnya selama dua hari terakhir, pihaknya sangat kewalahan melayani puluhan pasien. baik yang dalam proses berobat maupun yang sementara masuk, karena keterbatasan tenaga bidan, perawat maupun bagian administrasi,
“Kami di IGD sendiri sangat kewalahan melayani 26 pasien yang ada saat ini. Belum lagi pasien yang sedang rawat jalan datang dan pergi, itu belum terhitung dengan pasien yang ada di ruangan yang lain”,katanya
“Kami di IGD, saya perawat sendiri dan bersama dengan 1 orang dokter dan 1 pegawai administrasi. Jadi cuman tiga orang saja,”
Sementara itu,koordinator ratusan tenaga medis yang mogok kerja,Viktor Yikwa mengatakan, pihaknya sudah mengambil sikap, sebelum dilakukan pembayaran atau terpenuhi hak -hak gaji, mereka tetap tidak akan kerja.
“Kebetulan hari ini kami sedang mau melakukan audiensi bersama Bupati Jayawijaya Jhon, Ricard Banua untuk meminta keterangan terkait hak -hak kami selama ini,”.
“Jadi setelah ada kejelasan dari pemerintah dan pihak rumah sakit terkait dengan nasib dan hak -hak kami baru nanti akan kita kerja normal seperti biasanya lagi,”. (*)