Jayapura, Jubi- Meski baru saja dilanda konflik antar klan dan suku, perusahaan tambang Porgera yang tutup selama empat tahun, akhirnya memproduksi emas batangan pertama. Tambang itu memulai operasi kembali akhir Desember 2023 setelah ditutup pada April 2020.
“Perdana Menteri PNG James Marape hadir di dalam area produksi tambang emas Porgera untuk menyaksikan penuangan emas pertama ke dalam batangan emas standar,” demikian dikutip jubi dari postcourier.com.pg Minggu (25/2/2024).
PM James Marape tidak sendiri dalam areal penuangan emas batangan itu, Menteri Pertambangan PNG Muguwa Dilu, anggota Parlemen dari wilayah Lagaip Provinsi Enga Aimos Akem dan juga Gubernur Provinsi Enga, Sir Peter Ipatas juga menyaksikan langsung kekayaan emas milik Provinsi Enga itu.
Anggota Parlemen wilayah Distrik Lagaip, Aimos Akem bangga telah menjadi bagian dari peristiwa bersejarah ini karena melihat langsung batangan emas dan optimistis, distrik yang baru dibentuk ini dapat berpartisipasi secara bermakna dari manfaat tambahan.
Tambang emas Porgera di Provinsi Enga ini telah beroperasi sejak 1989 sampai dengan 2020, namun belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan social dan ekonomi di Distrik Lagaip, Provinsi Enga.
“Ini adalah tekad dan komitme anggota parlemen untuk memastikan kegiatan distrik perdannya berpartisipasi dalam manfaat tambahan dari tambang emas Porgera,”katanya.
Dia telah menetapkan rencana melaui Otoritas Pembangunan Distrik Lagaip (LDDA) untuk memasok buah buahan dan sayuran segar ke tambang Porgera secara teratur.
Pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) dan pengusaha berbasis kampung didorong untuk terjun ke dunia bisnis karena beberapa pihak bersedia membantu mereka untuk berorganisasi dan mengembangkan usaha mereka.
Akem yakin akan layanan dan perkembangan yang lebih besar untuk Distrik Lagaip ditambah Provinsi Enga secara keseluruhan.
Mengutip barrick.com, bahwa Porgera Joint Venture adalah tambang emas terbuka dan bawah tanag yang terletak diketinggian 2.200-2.600 meter di Provinsi Enga,PNG sekitar 600 kilometer barat laut, Port Moresby, ibukota PNG.
Perjanjian dimulainya Projek Porgera ini sejak akhir Desember 2023 dan pekerjaan telah dimulai dengan commissioning kembang tambang emas Porgera di PNG, yang telah dirawat dan dipelihara sejak April 2020.
Pekerjaan ini diharapkan akan selesai dalam waktu dekat. beberapa minggu ke depan, membuka jalan bagi dimulainya kembali penambangan dan pemrosesan pada kuartal pertama tahun 2024.
Presiden dan kepala eksekutif Barrick, Mark Bristow, yang terlibat erat dalam negosiasi yang akhirnya menghasilkan perjanjian pembukaan kembali tambang tersebut, mengatakan bahwa struktur kepemilikan baru tambang tersebut sejalan dengan model bisnis kemitraan negara tuan rumah perusahaan tersebut.
Dioperasikan oleh Barrick melalui Barrick Niugini Limited (BNL), perusahaan patungan dengan Zijin Mining, Porgera bergabung dengan portofolio aset emas perusahaan yang terkemuka di sektor ini dengan potensi profil produksi Tier One.
Zijin Mining adalah perusahaan pertambangan terdaftar di Bursa Efek Shanghai dan Bursa Efek Hong Kong yang terutama bergerak dalam bidang pencarian, eksplorasi, dan penambangan emas, tembaga, dan sumber daya mineral lainnya yang beroperasi di 11 negara. Pemegang saham terbesarnya Perusahaan Investasi Properti Milik Negara Shanghang Minxi Xinghang, yang memegang 24% Zijin, dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Shanghang , Provinsi Fujian , tempat kantor pusat Zijin berada. Zijin adalah salah satu produsen emas, tembaga, dan seng terbesar di Tiongkok.
Sedangkan Barrick Gold Corporation merupakan perusahaan pertambangan yang memproduksi emas dan tembaga dengan 16 lokasi operasi di 13 negara. Berkantor pusat di Toronto, Ontario, Kanada.
Aset Emas Tingkat Satu adalah aset dengan potensi cadangan $1.300/oz yang dapat memberikan masa pakai minimal 10 tahun, produksi tahunan minimal 500.000 ons emas, dan dengan biaya pemeliharaan menyeluruh per ons di paruh bawah biaya industri. melengkung.(*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!