Korban gempa Sepik Timur masih menunggu bantuan

Sepik Timur
Warga Kampung Singiok menderita sakit di lehernya akibat gempa yang terjadi di Sepik Timur, Senin (3/4/2023). - Jubi/The National.com

Jayapura, Jubi – Gempa berkekuatan 7,5 M yang berlangsung di sekitar Wewak, ibukota Provinsi Sepik Timur, Papua New Guinea (PNG), sebelumnya tercatat empat orang tewas dan sudah bertambah tiga orang. Tercatat tujuh orang tewas ketika penduduk kampung di Provinsi Sepik Timur yang terkena dampak gempa. Mereka putus asa menunggu pasokan bantuan.

Mengutip https://www.thenational.com.pg/villagers-awaiting-relief menyebutkan bahwa laporan dari kantor bencana provinsi, tujuh kematian dilaporkan pada Selasa (4/4/2023) di Yangoru (satu), Wosera-Gawi (dua), Angoram (tiga), dan Wewak (satu).

Warga desa Sapandi Stanley Augwi di Wosera-Gawi mengatakan getaran terus berlanjut saat mereka menunggu tim bantuan bencana mengunjungi desa tersebut.

Dia mengatakan kepada The National, Rabu (5/4/2023) kemarin, bahwa di kampung Sapandai ada tiga orang terluka, 42 rumah hancur, dan 30 perahu nelayan tenggelam.

Baca juga :   Lusa, Bawaslu Dogiyai akan umumkan hasil tes tertulis

Puluhan orang terluka di berbagai bagian Sepik Timur.

Menteri Pertahanan PNG, Win Daki, kemarin mengatakan Pusat Bencana Nasional masih menunggu penilaian dari pejabat di Wewak.

Dia mengatakan berdasarkan laporan mereka, keputusan akan dibuat tentang bagaimana bantuan akan dikelola, dikoordinasikan, dan disampaikan kepada orang-orang yang terkena dampak.

Warga Kampung Kirimbit, Anthony Kesasaman, di Danau Chambri, tempat pusat gempa berada, mengatakan mereka merasakan getaran itu.

“Hari ini [kemarin] sekitar pukul 11.00, gempa susulan dirasakan beberapa detik,” katanya.

Baca juga :   10 ribu warga di Kota Jayapura meriahkan Gebyar Semarak 1 Muharram 1445 Hijriyah

“Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu di daerah saya. Pada hari Senin (3/4/2023), semua rumah kami terus berguncang selama sekitar 15 hingga 20 menit, diikuti gempa susulan sepanjang hari hingga pukul 1 siang,” katanya.

Tiga komunitas di Chambri-Kirimbit, Wombun, dan Indigai melarikan diri ke tepi pantai di Pagwi pada Senin (3/4/2023).

“Beberapa pindah ke Nyaurange, sebuah desa di depan Chambri.”

Kesasaman mengatakan beberapa orang yang tinggal di desa harus tetap terjaga. Desa mereka terletak di antara dua gunung besar yang disebut Imbanakuan dan Timbun.

“Mereka hidup tanpa makanan. Air menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup,” katanya.

Baca juga :   Ministers gereja Fiji menolak menerima vaksin Covid-19

“Mereka takut menggunakan kano mereka saat ini,” tambahnya.

Seorang perwakilan dari kantor bencana provinsi, Percy Kambui, mengunjungi Kampung Kirimbit pada Selasa (3/4/2023) dan menjelaskan kepada masyarakat untuk mengantisipasi lebih banyak gempa susulan. (*)

Komentar
banner 728x250