Jayapura, Jubi- Pemerintah Koalisi di Fiji berupaya untuk mengakhiri secara permanen kompartementalisasi dua kelompok etnis di Fiji melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Hal ini dikatakan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Fiji, Profesor Biman Prasad saat membuka Dakshina India Andhra Sangam dari Fiji – Konvensi Tahunan ke-80 di Rakiraki kemarin, Kamis (28/3/2024) yang dikutip jubi dari Fiji Times, Sabtu (30/3/2024).
Ia memberikan penghormatan kepada pendiri Andhra Sangam dan Partai Federasi Nasional, mendiang Alipate Tataiya yang memiliki visi untuk menyatukan Fiji.
“Visi mengenai harga diri, kesetaraan, martabat dan keadilan menjadi sulit karena fakta bahwa dua komunitas etnis utama di Fiji terkotak-kotak,” katanya.
“Hal ini menyebabkan ketidakpercayaan dan ketakutan akan dominasi. “Pemerintahan Koalisi berusaha untuk mengakhiri secara permanen melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi,” katanya.
“Pembentukan dan kerja komisi ini sangat penting, tidak hanya demi keberhasilan pencapaian tema konvensi ini, namun juga menjadikan Fiji sebagai negeri harapan dan peluang.” tambahnya.
Prof Prasad mengatakan bekerja dengan jujur untuk mencapai tujuan ini tidak hanya akan memenuhi tema Andhra Sangam tetapi juga tujuan nasional.
“Setiap pemerintah harus mengakui dan menerima kenyataan bahwa tanpa masukan dari seluruh komunitas Fiji, baik melalui masyarakat sipil, organisasi atau komite keagamaan atau budaya, pemerintah tidak akan mampu menyediakan pendidikan yang berkualitas,” katanya
“Pemerintah Koalisi menghargai kemitraan ini,” kata Prof Prasad seraya menambahkan Tataiya adalah seorang girmitiya yang memiliki visi.
“Seperti sebagian besar dari 60.000 pekerja kontrak yang dibawa ke Fiji oleh Inggris dari 14 Mei 1879 hingga 11 November 1916, dia memilih menjadikan Fiji sebagai rumahnya,” katanya. (*)
Discussion about this post