Jayapura, Jubi-Memberikan harapan dan awal baru dalam hidup mungkin bukan hal yang mudah bagi semua orang. Apalagi mereka harus berjuang untuk merawat dan memberi bekal bagi para penyintas dan korban pemerkosaan, perdagangan seks, dan masih banyak lagi.
“Home of Hope adalah organisasi tempat kami membekali anak perempuan kami dengan keterampilan,” kata Elena Likuderebula, guru di Rumah Harapan atau Home of Hope, yang dikutip jubi.id dari fijitimes.com, Kamis (21/9/2023)
Dia menambahkan peran yang kini dijalani dengan mudah, setelah melewati berbagai hambatan dan tantangan.
Sebagai seorang remaja putri yang melewati banyak kesulitan untuk mencapai posisinya saat ini. Kini , dia hanya fokus untuk menempa jalan ke depan dengan membantu rekan-rekan .
Berasal dari Delailasakau, Waidina di Naitasiri, Ibu Likuderebula termasuk salah satu dari guru yang memberikan pelatihan dan ketrampilan bagi remaja putri di Rumah Harapan.
Di tempat kerjanya, dia membantu remaja putri yang memiliki pemikiran serupa mengembangkan keterampilan yang dapat membantu mencari nafkah bagi kehidupan sehari-hari bagi keluarga.
“Ini telah ada selama 27 tahun terakhir dan merawat para penyintas dan korban pemerkosaan, perdagangan seks, dan masih banyak lagi.”katanya.
Penghuni panti diberikan pelatihan holistik baik pelatihan hard skill maupun soft skill. Pelatihan hard skill, terdiri dari bertani, menjahit, membuat kue, dan mengolah makanan.
Di sisi lain, soft skill mencakup pengembangan dan peningkatan keterampilan non-teknis, seperti komunikasi dan manajemen waktu.
Rumah ini juga ikut serta dalam berbagai acara publik, seperti Fiji Showcase, untuk membantu menjual karya seni penghuninya.
Hal yang paling menarik bagi organisasi ini adalah diundang untuk menjual produk mereka pada pertemuan para menteri perempuan Forum Kepulauan Pasifik baru-baru ini di Suva.
Peluang seperti itu, menurut Ibu Likuderebula, membantu meningkatkan kepercayaan diri perempuan di rumah.
“Kami memiliki departemen berbeda di Rumah Harapan. Kami memiliki departemen kampus, yang mengurus para gadis dan departemen pelatihan, itulah kami.
“Kami memiliki departemen komunitas. Departemen kami melatih mereka hal-hal seperti menjahit dan membuat kerajinan tangan.”katanya.
Dia pertama kali menjadi penghuni rumah tersebut, tetapi melalui ketekunan dia ditawari kesempatan untuk menjadi anggota staf.
Ibu Likuderebula mengatakan Homes of Hope bermitra dengan Days for Girls Australia.
“Saya mengajari mereka menjahit dan membuat produk ini. Awalnya saya kesulitan mengajari mereka mulai dari jahitan lurus, jahitan zigzag dan jahitan lainnya.Saya merasa senang karena saya salah satunya. Saya sudah melewati apa yang mereka alami dan sekarang, saya ingin membantu mereka.”katanya.
Melalui pelatihan, perempuan di rumah membuat ikat pinggang, tas ponsel, tas kosmetik, alas piring, cincin tirai dan barang-barang kerajinan tangan lainnya.
Likuderebula mengatakan perempuan bisa melakukan apa pun jika mereka menetapkan tujuan dan berupaya mencapai tujuan tersebut.(*)