Jayapura, Jubi- Sebanyak 1.000 warga di permukiman pertanian tebu di Macuata, Fiji, telah hidup tanpa air selama seminggu terakhir. Hal ini terjadi setelah pemilik tanah menutup area waduk yang memasok air bagi warga.
“Di antara mereka yang terkena dampak adalah mahasiswa Nadogo Central College, Puskesmas Wainikoro dan sebuah pos polisi,”demikian dikutip jubi.id dari fijitimes.com, Kamis (14/9/2023).
Unit pemilik tanah Tibitibi di Wainikoro, kemarin mengkonfirmasi, mereka telah menutup lahan seluas 400 hektar di mana waduk tersebut berada, dan menuntut pembayaran sewa dari Otoritas Air Fiji, dengan mengklaim bahwa selama 53 tahun terakhir, pihak berwenang belum membayar sewa apa pun. .
Juru bicara Mataqali Sakiasi Rabitu mengatakan mereka memutuskan untuk menutup daerah tersebut karena permohonan mereka kepada pihak berwenang tidak didengarkan.
“Ini ketiga kalinya kami menutup kawasan waduk dan kami tidak akan membukanya lagi sampai Water Authority of Fiji atau WAF mengonfirmasi bahwa mereka akan membayar sewanya,” kata Rabitu.
“Kami lelah meminta sewa. Dan kami telah melakukan hal ini selama bertahun-tahun yang lalu, sejak zaman nenek moyang kami. “Dan selama ini tidak terjadi apa-apa, namun WAF mendapat pemasukan dari tagihan air, sedangkan pemilik tanah tidak mendapat apa-apa.
Rabitu mengatakan polisi juga mengunjungi mereka awal pekan ini.
“Kami telah memberi tahu polisi tentang situasi kami dan kami akan mendukungnya karena kami memiliki anak dan keluarga yang harus dinafkahi dan membutuhkan uang.”
Komandan Polsek Utara SSP Kemueli Baledrokadroka membenarkan tim telah mendatangi pemilik tanah.
“Mereka mengunjungi masyarakat dan secara keseluruhan semuanya baik-baik saja,” kata SSP Baledrokadroka.
“Kami memantau dengan cermat situasi ini bersama dengan Komisaris Northern.”katanya seraya menambahkan semua pertanyaan telah dikirim ke WAF dan TLTB.(*)