Jayapura, Jubi – Perdana Menteri Papua Nugini (PM PNG), James Marape, mengatakan kepada pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) dan sektor bisnis bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik berada di AS bukan untuk mencari bantuan tetapi untuk menegosiasikan peluang bisnis yang lebih baik.
Marape, ketika berbicara pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan AS dan Dewan Bisnis untuk Pemahaman Internasional, menekankan pentingnya gabungan ruang udara dan air yang dimiliki masyarakat Pasifik dan peluang yang ada.
“Gabungan ruang udara dan perairan Pasifik mencakup hampir 30 persen permukaan bumi, sementara lautan kita menyimpan sumber daya kelautan yang besar,” katanya.
“Demikian pula, hutan dan lahan kita menyimpan keanekaragaman hayati, mineral, dan sumber daya lainnya yang kaya. Sementara masyarakat kepulauan kita merupakan tempat dengan keanekaragaman budaya yang sangat besar,” ujarnya sebagaimana dikutip Jubi dari rnz.co.nz pada Sabtu (30/9/2023).
PM Marape mengatakan negara-negara Pasifik ingin mengolah ikan, kopi, kakao, kopra, kayu, dan mineral menjadi produk jadi dan menjualnya ke pasar di AS atau bersama-sama ke pasar Asia.
Ia mengundang perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk mengikuti jejak Barrick, Newmont, ExxonMobil, dan Total dalam berinvestasi di bidang pertambangan serta minyak dan gas.
Marape mengatakan kehadiran perusahaan-perusahaan ini menunjukkan keandalan PNG dan Pasifik sebagai tujuan investasi.
“Kami tidak menginginkan bantuan dan hibah tetapi kami membutuhkan investor untuk bermitra dengan perusahaan lokal kami dalam bisnis,” katanya.
“Kami juga ingin lebih banyak wisatawan mengunjungi Pasifik, dan kami ingin siswa kami mempunyai kesempatan untuk belajar dan bekerja di AS,” katanya.
Marape juga meminta peninjauan kembali struktur arsitektur keuangan internasional sehingga para korban perubahan iklim, seperti negara-negara Kepulauan Pasifik, yang menyimpan banyak karbon di hutan dan lautan, dapat diberi kompensasi dan dapat mengakses infrastruktur berbiaya rendah, pendanaan, dan Dana Iklim Hijau. (*)