Jayapura, Jubi- Kampung Wutung di perbatasan Papua Nugini dan Indonesia (Kota Jayapura) telah sepakat menyediakan lahan mereka bagi Pemerintah. Pemberian lahan ini bakal digunakan untuk mendirikan pusat perdagangan.
“Kesepakatan itu dicapai menyusul kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Internasional Richard Maru baru-baru ini ke Vanimo bersama dengan tim Japan Development Institute,”demikian laporan The National.
Anggota dewan kampung Wutung, kampung perbatasan Sepik Barat dan ketua perusahaan pemilik tanah dari Pusat Perdagangan Papua Nugini (PNG) yang diusulkan di kampung Wutung, menyetujui pendirian pusat tersebut.
Untuk pembangunan tersebut, warga Kampung Wutung bersepakat, tanah yang diidentifikasi untuk pusat di Kampung Wutung tidak akan dijual kepada pemerintah tetapi hanya disewakan jangka panjang;
Semua spin-off bisnis untuk pusat seperti keamanan, pembersihan, akan diberikan kepada perusahaan pemilik tanah; dan pemerintah akan mendanai biaya pembangunan sistem pasokan air bor baru untuk pusat yang diusulkan dan pos perbatasan di Wutung.
Sistem pasokan air yang sama juga harus menyediakan sistem pasokan air yang berkelanjutan dan gratis ke Kampung Wutung.
Saat ini, tidak ada listrik dan air di pos perbatasan, sehingga semua mesin pemindaian, termasuk truk yang memiliki mesin pemindai, belum digunakan sejak 2018.
“Mereka semua mengumpulkan debu, termasuk kompleks perkantoran karena tidak ada air. Seluruh pos perbatasan dalam keadaan tercela dan kita harus bertindak sekarang untuk memperbaiki semua ini jika kita serius untuk berdagang dengan Indonesia,” kata Maru.
“Saya telah meminta Gubernur Sepik Barat dan pemerintahannya untuk memenuhi biaya penyambungan listrik dari Vanimo ke Wutung sebagai prioritas sementara Pemerintah akan mengurus pendanaan sistem pasokan air dan menyewakan tanah untuk pusat,”katanya
“Kita tidak bisa melanjutkan perdagangan satu arah orang-orang kita pergi ke perbatasan di Indonesia untuk membeli barang. Waktunya telah tiba bagi kita untuk menyatukan tindakan kita dan membangun pusat perdagangan,” .(*)