Jayapura, Jubi –Β Anggota parlemen dari Provinsi Rennell dan Bellona di Kepulauan Solomon Dr Tautai Angikimu’a Kaitu’u mengatakan bahwa dia dan rakyatnya mendukung pakta keamanan Tiongkok dengan Kepulauan Solomon.
βIni bukan pakta keamanan untuk Australia, Selandia Baru, atau Amerika, ini pakta keamanan untuk rakyat Kepulauan Solomon jadi kita harus mendukungnya,β katanya pekan lalu di Honiara Parlemen Kepulauan Solomon dalam rapat dengar pendapat dengan PM Sogavare sebagaimana dilansir Solomon Star.
Lebih lanjut kata dia pakta keamanan akan membantu negaranya setiap kali bencana alam melanda negara itu. Misalnya adaΒ bencana seperti Topan Namu, akan banyak bantuan yang bisa datang dalam pertolongan pertama.
βSaya yakin kita akan bersyukur karena memiliki lebih banyak perjanjian keamanan. Saya pikir itu adalah hal yang baik dan dibuat jelas di lantai parlemen bahwa tidak ada pangkalan militer di sini atau tidak ada pangkalan angkatan laut di sini. Ini akan membuat kami lebih aman jika kami memiliki perjanjian keamanan dengan mitra donor kami,β kata Dr Kaitu’u.
Dia mengatakan pakta keamanan itu layak didukung karena itu demi kepentingan terbaik negara dan merupakan langkah penting dalam memastikan negarahnya sebagai negara aman.
βOrang Rennell dan Bellona mendukung pakta keamanan China dengan Kepulauan Solomon,β katanya.
Dr Tautai Agikimu’a Kaitu’u adalah seorang politikus Kepulauan Solomon dari Pulau Rennell. Ia terpilih sebagai Anggota Parlemen untuk daerah pemilihan Rennell Bellona dalam pemilihan umum 2014.
Ia pernah menjadi Menteri Kesehatan dan Layanan Medis pada 2015. Sebelum mencalonkan diri dalam pemilihan umum 2014, Kaitu’u bekerja sebagai Dokter Medis di Australia. Ia terpilih kembali sebagai Anggota Parlemen dalam pemilihan umum pada 2019.
Pulau Rennell dan Bellona adalah salah satu dari sembilan provinsi di Kepulauan Solomon, yang terdiri dari dua atol yang berpenghuni, Rennell dan Bellona. Atau dalam Bahasa bahasa Rennellese (bahasa Polinesia) disebut Mu Ngava dan Mu Ngiki.
Provinsi Rennell dan Bellona keduanya adalah pulau berpenghuni etnis Polinesia di negara yang didominasi oleh orang-orang Melanesia.
Orang Eropa pertama yang diketahui melihat pulau-pulau itu adalah Matthew Boyd dari Camberwell, London Inggris, komandan kapal dagang, Bellona, pada 1793. Provinsi ini memiliki populasi gabungan 3.041 (sensus 2009), provinsi yang paling sedikit penduduknya di negara itu. Bahasa Samoik di pulau-pulau itu, dalam teks bahasa Inggris, disebut Rennellese. Ibukota provinsi adalah Tigoa.
Australia mitra dan teman setia
Sementara itu Dr Lachlan Strahan Komisaris Tinggi Australia untuk Kepulauan Solomon di Honiara dalam artikelnya berjudul Australia : A steadfast partner and friend to Solomon Island yang dimuat Solomon Star mengatakan bahwa kedua negara itu telah Β menikmati ikatan yang erat.
βMemang, kami adalah keluarga Pasifik. Blue Pacific adalah rumah kita bersama, wilayah kita bersama. Laut Koral menghubungkan kita selamanya dan pergeseran benua sebenarnya mendorong kita lebih dekat,β tulisnya.
Dia menambahkan persahabatan antara Australia dan Solomon bukan saja berdasarkan geografi semata. βKami terikat bersama oleh nilai-nilai bersama kami sebagai negara demokratis yang berkomitmen pada perdamaian, kehidupan spiritual yang kaya, dan tekad bersama untuk memberi setiap individu, pria, wanita, anak perempuan dan anak laki-laki, kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka. Keluarga tetap bersama, melalui saat-saat baik dan saat-saat sulit,β katanya.
Australia bermitra dengan Solomon selama beberapa momen tergelap di negara itu, termasuk melalui RAMSI untuk membantu memulihkan stabilitas dan hukum serta ketertiban. Dan Kepulauan Solomon telah ada di sana untuk Australia, dengan orang-orang di seluruh negeri menjangkau ke dalam hati mereka untuk mengumpulkan dana bagi masyarakat yang dirusak oleh kebakaran hutan yang menghancurkan pada 2019-2020. Seperti inilah persahabatan dan kemitraan yang sesungguhnya.
Sejak RAMSI berakhir, Australia hanya memperdalam komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat Kepulauan Solomon untuk mencapai hasil pembangunan berkualitas tinggi dan mempromosikan kemakmuran sejati.
The Regional Assistance Mission to Solomon Islands (RAMSI) adalah Misi Bantuan Regional ke Kepulauan Solomon, juga dikenal sebagai Operasi Helpem Fren, Operasi Anoda dan Operasi Rata. RAMSIΒ dibentuk pada 2003 sebagai tanggapan atas permintaan bantuan internasional oleh Gubernur Jenderal Kepulauan Solomon. Helpem Fren berarti “membantu seorang teman” dalam bahasa Pidgin Kepulauan Solomon.
βKemitraan kami berfokus pada pembangunan Kepulauan Solomon yang lebih kuat, lebih tangguh, lebih sejahtera, dan lebih inklusif. Kami melakukan banyak hal bersama, duduk bersama, berbicara dan mendengarkan, dan melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Ini membutuhkan waktu, komitmen, dan rasa saling menghormati yang tulus,β tulisnya.
Pendekatan Australia selalu didasarkan pada prinsip inti yang tak tergoyahkan: Australia menanggapi prioritas yang diidentifikasi oleh Kepulauan Solomon dan bekerja dalam kemitraan. Begitulah seharusnya. (*)
Discussion about this post