Jayapura, Jubi – Lolosnya tim berjuluk Napi Bongkar, Persatuan Sepak Bola Biak dan Sekitarnya atau PSBS Biak kali ini dianggap telah bikin sejarah lolos ke semi final Liga 2 menuju Liga 1. Agaknya prestasi ini agak berlebihan jika melihat peluang lolosnya klub Badai Pasifik ke Liga 1 dengan target juara Liga 2 musim 2023/2024.
Bahkan dalam salah satu wawancara di media disebutkan peluang lolosnya PSBS Biak ke Liga 1 sebagai peristiwa sejarah baru. Boleh saja dibilang begitu karena memang saat ini tak ada satupun klub klub asal Tanah Papua berlaga di Liga 1.
Persipura pernah masuk semi final Asian Football Confederation (AFC) musim 2014. Prestasi tim berjuluk Mutiara Hitam itu juga sukses menjadi juara Liga 1 Indonesia sebanyak empat kali. Atau suporter Persipura menyebut Sang Jenderal kini berada di Liga 2 bersama Persewar Waropen.
Maraknya klub-klub di Tanah Papua pernah menghiasi kompetisi Indonesia Super League (ISL) mulai dari Persiwa tim berjuluk Badai Pegunungan, Persiram Raja Ampat, Perseru Serui, dan Persidafon Sentani.
Saat klub amatir Perseman pernah lolos ke Liga Utama Perserikatan 1986, kalah melawan Persib Bandung dan menjadi runner up Liga Perserikatan Divisi Utama. Saat itu di Liga Utama Perserikatan terdapat klub Persipura dan Persidafon.
Setelah era Liga Utama profesional 1980-an hingga era 2000 digabungkan antara klub amatir Perserikatan Persipura dan klub lainnya bergabung dalam liga profesional di era Indonesia Super League (ISL) sampai sekarang ke Liga1, Liga 2, dan Liga3.
Persipura dan Persiwa
Derby Papua selama perjalanan ISL di Indonesia, duel Persipura melawan Persiwa Wamena selalu menarik dan menjadi perhatian publik saat derby di Stadion Mandala. Duel Badai Pegunungan dan Mutiara Hitam selalu menarik, bahkan kandang Persiwa di Stadion Pendidikan Wamena mendapat julukan ‘La Paz Indonesia’ karena stadion di pegunungan tinggi. La Paz adalah stadion tertinggi di Amerika Selatan di Bolivia.
Prestasi Persiwa pada musim 2008/2009 pernah jadi runner up ISL dan Persipura keluar sebagai juara ISL musim 2008/2009. Prestasi Persiwa terus berlanjut ke Inter Island Cup 2010 sebagai runner up pada 2010.
Prestasi Persipura dan Persiwa ini membawa dua klub dari Tanah Papua ini mewakili Indonesia ke AFC Cup musim 2009/2010. Persipura waktu itu bertanding di Champion Asia dalam Grup F bersama klub dari Jepang Kashima Antlers, Korea Selata Jeonbuk Motors, dan China klub Chanchung Yatai.
Pengalaman Persipura berlaga di Stadion GBK pada 23 Februari 2010 melawan klub asal Korsel, Jeonbuk Motors, dengan kekalahan telak 1-4. Tapi bagi pelatih Persipura kala itu, Jacksen F Tiago, mengakui kekalahan itu menjadi pelajaran berharga bagi tim berjuluk Mutiara Hitam ke depan. Hasilnya Persipura gagal lolos dari Group F Champion Asia (LCA) musim 2010.
Begitupula dengan klub berjuluk Badai Pegunungan, Persiwa Wamena, dalam AFC Cup masuk Grup F AFC Cuo 2010. Adapun klub di Grup F masing masing South China Hongkong, VB Sport Maladewa dan Muangthong United Thailand. Persiwa juga saat itu gagal lolos dari penyisihan Grup F karena kalah dari klub-klub dari Asia Timur dan Tenggara.
Asisten manajer Persiwa kala itu, Agus Santoso, mengaku ini merupakan penampilan perdana klub berjuluk Badai Pegunungan di level kedua klub Asia ini dan berupaya melakukan yang terbaik.
Prestasi Persiwa akhirnya terhenti di level kedua AFC 2010, sedangkan Persipura selanjutnya sukses di level AFC hingga masuk ke babak semi final. Babak delapan besar kalah melawan klub asal Iraq, Arbil FC.
Leg pertama kalah 0-1 dan leg kedua kalah 2-1 sehingga kalah agregat 3-1. Boaz dan kawan-kawan terhenti di babak delapan besar atau perempat final. Prestasi Persipura pada AFC 2024 semakin meningkat dengan mengalahkan Kuwait SC dengan agregat gol 8-4, saat bermain di Jayapura juara AFC 2013 itu dikalahkan dengan skor telak 6-1.
Meski Persipura menang agregat 8-4 atas klub asal Kuwait tersebut. Akan tetapi, langkah Persipura terhenti pada semifinal Piala AFC. Mereka kalah agregat 10-2 dari Al-Qadsia. Pada leg pertama menyerah 2-4 dan pertemuan kedua kalah 0-6 dari Al-Qadsia.
Kekalahan tim Mutiara Hitam melawan klub-klub dari Asia Barat terutama Kuwait dan Iraq telah menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia khususnya dari Papua masih sulit mengalahkan klub dari Timur Tengah itu. Bahkan pertandingan Timnas Indonesia di Piala Asia juga kalah dari Iraq dengan skor 3-1.
Inilah prestasi dua klub dari Tanah Papua, Persipura dan Persiwa, juara dan runner up di ISL dan masuk ke AFC. Bahkan prestasi Persipura lolos ke babak semi final piala AFC 2014 dan prestasi tertinggi klub-klub dari Indonesia.
Saat ini tim berjuluk Napi Bongkar sedang berjuang untuk juara Liga 2 dan lolos ke Liga 1 musim depan. Ujian pertama nanti akan melawan Persiraja Banda Aceh pada 25 Februari 2024 di Banda Aceh. Akankah PSBS menang dan lolos? Lihat saja nanti sebab bola itu bundar dan bukan matematika. Semua akan terjadi di lapangan hijau. Karena itu keberhasilan Napi Bongkar ke Liga 1 adalah hal yang biasa dalam sepak bola di Tanah Papua dan juga di Indonesia. Paling tidak menjadi penghibur bagi warga Papua sebab ada wakil Papua di Liga1 musim depan.
Tabe Napi, sukses Badai Pasifik. (*)
Discussion about this post