Jayapura, Jubi – Liga Sentra Indonesia (LSI) Seri Papua 2023 resmi berputar usai upacara pembukaan yang berlangsung di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Kamis (9/2/2023) kemarin.
Meski sempat dikejutkan gempa dengan Magnitudo 5,4, namun para peserta dan tamu undangan LSI Zona Papua tetap tenang mengikuti upacara hingga selesai.
Kompetisi sepak bola usia muda berskala nasional itu merupakan kali pertama digelar di Papua. Kompetisinya dibagi dalam tiga kelompok usia yang pesertanya berasal dari sekolah sepak bola (SSB) di Papua, yakni U-12 (10 SSB), U-14 (9 SSB) dan U-16 (17 SSB).
Sebelumnya, ajang LSI Zona Papua hendak dibuka pada 28 Januari lalu, namun pelaksanaannya dimundurkan karena Stadion Mandala sedang digunakan untuk kegiatan lain.
Kompetisi LSI Papua akan berlangsung selama 4 bulan lamanya dengan sistem kompetisi disesuaikan dengan kelompok usia. Dimana pertandingan akan digelar dalam satu minggu hanya dua hari pertandingan untuk semua kelompok umur, kecuali kelompok U-12 hanya sehari dalam seminggu.
Sedangkan untuk pemenang adalah tim yang mengumpulkan poin terbanyak. Juara kompetisi kelompok U-16 bakal bertanding pada tingkat Nasional di Bandung, dan setelah itu pemenang ditingkat Nasional akan mewakili Indonesia berlaga di Malaysia.
“Saya senang sekali karena kita bisa buka untuk seri Provinsi Papua, karena saya pikir susah bikin pertandingan dengan jumlah laga yang banyak. Dan tentu butuhkan anggaran yang tidak sedikit, sementara tidak ada bantuan dana dari manapun, termasuk pemerintah pusat,” kata Koordinator LSI Papua, Natalia Tulungan-Ohee.
“Oleh karena itu kita ambil dibiayai pendaftaran peserta dan itupun tidak cukup, tapi saya bersyukur karena ada teman-teman yang melibatkan diri untuk kompetisi ini. Saya berharap pemerintah dan pelaku olahraga atau yang mendukung Papua menjadi lebih baik bagi pembinaan sepakbola bisa support dan dukung kegiatan ini,” harapnya.
Dengan adanya kompetisi LSI Papua, kata dia ini membuktikan pesepakbolaan Papua usia dini atau usia muda sudah lebih meningkat dari pada sebelumnya.
“Ini bukti Papua selangkah lebih maju dari wilayah barat, karena istimewanya semua peserta masuk didalam website yang menganalisa seluruh data pemain, waktu sentuhan bola. Ini langkah yang maju di Papua,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua panitia yang juga Ketua Asosiasi Mantan Pemain Persipura Jayapura (AMPP), Benny Jensenem menjelaskan LSI Papua adalah satu badan swasta olahraga yang dibentuk untuk mewujudkan kompetisi secara nasional serentak ditingkat usia dini secara berjenjang sebagai wujud mengangkat harkat bangsa di dunia internasional.
“Kami para senior, mantan pemain Persipura tidak berpangku tangan dan menyambut dengan penuh kesiapan untuk bekerja di atas tanah Papua, sehingga melalui LSI ini kita akan melakukan talent scouting bagi para pemain untuk memperkaya stok pemain muda dalam persepakbolaan Indonesia, dan Persipura, bahkan klub-klub lainnya,” kata Jensenem.
Menurutnya, LSI ini dibentuk untuk mengimplementasikan Intruksi Presiden nomor 3 tahun 2019.
“Karena Inpres ini berbicara tentang percepatan pembangunan sepakbola Indonesia, jadi kita langsung kerjasama dengan LSI untuk segera dibuat kompetisi. Dan kelompok U-16 adalah awal untuk seleksi pemain, baik untuk PON yang akan datang maupun kompetisi lainnya dan kompetisi ini sangat tepat pembinaan usia dini,” tutupnya. (*)