Jayapura, Jubi – Usai melepaskan jabatan dari manajer Persipura, kini Yan Permenas Mandenas dipercayakan sebagai manajer Persatuan Sepakbola Biak dan Sekitarnya atau PSBS Biak alias tim Napi Bongkar.
Anggota DPR RI itu juga sebagai komisaris dari klub yang pernah melahirkan pesepak bola nasional seperti Robby Binur, Tonny Betay, dan Sing Betay di kancah sepak bola nasional.
Robbi Binur pernah pula membesut tim berjuluk Mutiara Hitam, Persipura Jayapura, bersama mendiang Hengky Rumere di era 1990-an.
PSBS Biak tidak sendiri di Liga 2. Ada tim Seribu Bakau, Persewar Waropen, dari Saireri. Sedangkan tim berjuluk Mutiara Hitam, Persipura Jayapura, dari wilayah Mamta. Tetapi semuanya termasuk dalam Provinsi Papua.
Gebrakan berikut Yan Mandenas akan me-launching klub berjuluk Napi Bongkar dengan menghadirkan artis-artis dari Jakarta dan juga Papua seperti musisi reggae, Dave Baransano dan Mace Purba.
Sebenarnya prestasi PSBS Biak tidak terlalu buruk amat, tetapi mental bertanding yang perlu dibenahi dan ditingkatkan. Pasalnya, tim Napi Bongkar cenderung dinilai bermain keras dan kasar hingga terkadang wasit memberikan hadiah kartu merah.
Itu dulu, sejak bermain di Liga 2. Kini Yan Mandenas menjadi manajer, fans PSBS Biak tentunya menanti prestasi terbaik menuju Liga 1. Apalagi Bupati Biak, Herry Ario Naap, memberikan dukungan penuh bagi Yan Mandenas menjadi manajer sekaligus Komisaris PSBS Biak.
“Sejak 25 Juli lalu saya resmi jadi Komisaris PSBS Biak. Terima kasih atas kepercayaan masyarakat Biak kepada saya. Mari sama-sama bekerja keras untuk mengangkat nama baik Biak di kancah sepak bola nasional,” kata Mandenas dalam rilis tertulisnya, pekan lalu.
Lelaki kelahiran 26 September 1982 itu juga mengaku akan menjadi manajer PSBS Biak dalam mengarungi Liga 2 Musim 2023/2024, yang akan mulai bergulir pada 8 September 2023. Ini artinya, tim Napi Bongkar bergerak lebih cepat dari dua saudaranya, Persipura dan Persewar. Walau salah seorang pengurus Persewar, Frits Ramandey, mengaku tim berjuluk Mutiara Bakau itu sudah siap pula dalam Liga 2.
Yan Mandenas sejatinya seorang Persipuramania. Hal ini terlihat jelas saat tim berjuluk Mutiara Hitam berlaga di Palembang dalam final Piala Copa Indonesia melawan Sriwijaya FC di Piala Indonesia 2009. Pertandingan final itu terhenti gara gara Persipura mogok bermain karena merasa dirugikan si pengadil lapangan. Mandenas saat itu hadir sebagai suporter dan Persipuramania di Palembang dan Ketua Umum Persipura waktu itu, MR Kambu.
Kali ini YPM, akronim panggilan akrab Mandenas, menjadi manajer tim berjuluk Napi Bongkar dan berjanji akan membangkitkan kembali kejayaan tim dari kota karang panas Biak ini.
Akankah PSBS Biak mampu bersiap diri dalam sebulan menjelang kompetisi Liga 2 pada 8 September 2023 nanti? Pasalnya, eks gelandang Persipura mengatakan, waktu yang minimal untuk persiapan sebuah tim sepak bola minimal tiga bulan. Semoga dengan waktu yang terbatas ini, tim Napi Bongkar bisa mendorong tim Persipura dan Persewar segera berbenah diri dan bersiap dalam kompetisi nanti. (*)