Jayapura, Jubi – Seluruh cabang olahraga diharuskan melalui babak pra kualifikasi untuk mendapatkan tiket tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumatera Utara tahun 2024 mendatang.
Untuk itu, Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Provinsi Papua, tengah bersiap untuk menyiapkan para pebiliarnya.
POBSI Papua akan melakukan seleksi atlet karena tak mau asal mengambil atlet dari luar daerah.
“Saya pasti akan melakukan seleksi dan itu wajib karena saya tidak ingin mengambil atlet yang langsung main comot begitu, saya mau atlet yang terbaik untuk membela Papua,” kata pelatih biliar Papua, M Agus Fakaubun kepada Jubi, Senin (3/4/2023)..
Agus berharap, persoalan anggaran bisa segera diatasi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua, agar para cabang olahraga bisa menyiapkan atlet untuk tampil pada babak pra kualifikasi atau Pra PON.
Ia menuturkan, cabang olahraga biliar sendiri akan menjalani Pra PON pada Agustus mendatang di Jakarta.
“Saya pikir soal anggaran itu merupakan persoalan yang penting. Kalau tidak ada dana yah kita tidak tahu bergerak bagaimana. Mudah-mudahan ketua umum POBSI kita yang baru ini juga punya cara untuk bisa bagaimana mengakomodir atlet-atlet kita untuk ikut serta dalam ajang Pra PON agar bisa lolos ke PON XXI,” ujar Agus.
Untuk Pra PON biliar yang akan berlangsung bulan Agustus, Agus mengatakan pihak PB POBSI masih berembuk untuk menentukan tempat pertandingan, yang awalnya akan digelar di Puslat PB di Kebon Jeruk Jakarta.
Hanya saja, Agus mengaku pihaknya akan kesulitan mendapatkan penginapan dan transportasi kalau saja Pra PON jadi digelar di Puslat PB.
“Rencana untuk Pra PON itu akan berlangsung di Puslat PB di Jakarta, di Kebun Jeruk, Agustus mendatang. Rencana akan dilaksanakan di situ. Tetapi ada wacana akan dipindahkan ke Kebon Sirih di MNC Tower sesuai dengan hasil Rapat Kerja Nasional kemarin dengan PB POBSI,” ungkapnya.
“Mereka sedang membangun venue baru di MNC Tower, mudah-mudahan Pak Hary Tanoesudibjo bisa segera merampungkan karena akan lebih memudahkan kita juga dan di situ lebih luas kemudian penginapan juga banyak pilihan. Kalau di tempat yang lama terus terang kita akan kesulitan di penginapan dan transportasi,” tutupnya. (*)