Jayapura, Jubi – Oh Persipura, tim berjuluk Mutiara Hitam yang sampai sekarang belum bisa membentuk tim dan masih saja menyalahkan manajemen lama yang belum membuat laporan pertanggungjawaban musim 2022/2023. Musim lalu pun berjalan tidak sampai tuntas gara-gara tragedi Kanjuruhan di Liga1, dan Liga2 serta Liga 3 dikorbankan.
Mantan manajer Persipura musim lalu, Yan Permenas Mandenas, biasa saja dan kini menjadi manajer tim berjuluk Badai Pasifik, PSBS Biak, serta sudah me-launching tim pada 8 Agustus lalu. Sedangkan Persipura, satu-satunya tim asal Papua yang belum mempersiapkan tim, apalagi mau kontrak pemain baru.
“Kita belum merekrut para pemain, karena kalau kita merekrut pemain, konsekuensinya itu kita harus ikat kontrak mereka, untuk bayar pelatih, pemain dan lainnya. Sampai sekarang kita belum siap apa-apa,” kata Benhur Tommy Mano sebagaimana dilansir jubi.id belum lama ini.
Manajemen Persipura tidak meminta pertanggungjawaban dana pribadi dari manajemen sebelumnya. Mereka hanya meminta pertanggungjawaban penggunaan dana sponsor dari Bank Papua dan PT Freeport Indonesia pada musim lalu.
Kata Tomi Mano, perihal tersebut yang masih menjadi kendala untuk mempersiapkan tim Mutiara Hitam sampai saat ini.
“Berkali-kali kami manajemen bersurat kepada manajer yang telah kami tunjuk untuk mempertanggungjawabkan hal itu. Dan kami dinilai oleh PSSI, kalau tidak memenuhi syarat itu pasti Persipura tidak akan ikut liga. Kami sudah berulang kali menyurati manajer Persipura dengan timnya perihal itu,” katanya.
Okelah, menyalahkan manajemen lama, sebagai biang keladi penghambat persiapan tim berjuluk Mutiara Hitam. Seolah-olah tim ber-jersey Bintang Empat ini tak berdaya dan hanya menanti laporan pertanggungjawaban dari manajemen lama tanpa ada rencana lainnya untuk tetap eksis dalam kompetisi Liga 2 yang akan bergulir pada 8 September mendatang.
Persewar sudah mengontrak Eduard Ivakdalam, sedangkan tim PSBS Biak juga demikian mengontrak Hendro Susilo untuk membesut tim Badai Pasifik. Lalu bagaimana dengan tim Persipura, tim besar peraih empat kali Liga Super Indonesia? Hanya menunggu dan terus berkali-kali menyurati manajemen lama Persipura. Mestinya ada dialog dan pendekatan dari pihak Mutiara Hitam kepada mantan manajer yang kini bergerak cepat membawa PSBS Biak menuju Liga 1.
Persipura sejak 2008 sudah menjadi perusahaan bernama PT Persipura Papua, tentunya dengan segala kemampuan profesional sudah menyiapkan semua perangkat dan manajemen. Apalagi sejak itu sudah memiliki sponsor tetap termasuk Bank Papua dan PT Freeport Indonesia. Berkali-kali mendapat sponsor tentunya memiliki aset dan modal awal lainnya sebagai solusi dalam mengarungi Liga Indonesia.
Memang BTM sendiri mengakui kalau mencari sponsor bagi klub sebesar Persipura tak semudah membalik sebuah telapak tangan. Walau demikian, mengapa dua klub Persewar dan PSBS Biak sudah berani mengambil keputusan merekrut pemain dan pelatih.
Kalau memang mantan manajemen lama belum menyelesaikan laporan pertanggungjawaban, tempuhlah jalur lain untuk menyelesaikannya. Walaupun mantan manajer dan manajemen musim lalu sudah mengakui kalau langsung memberikan pertanggungjawaban kepada kedua sponsor tersebut. Apalagi sekarang hampir sebagai materi pemain dan asisten pelatih dari Persipura telah berpindah ke klub Badai Pasifik musim 2023/2024.
Solusinya, jangan menanti dan menunggu lama, sebab sebagai sebuah perusahaan profesional dalam industri sepak bola, tentunya akan bergerak cepat dan mencari peluang bisnis, di tengah sulit dan rumitnya bisnis sepak bola di Tanah Papua.
Jika memang gagal dan turun ke Liga 3, jangan sampai mencari kambing hitam dan menyalahkan manajemen lama. Sebab manajer lama hanya bekerja beberapa bulan saja dan kemudian Liga 2 dan Liga 3 dihentikan termasuk suntikan dana dari sponsor. (*)