Jayapura, Jubi- Legenda Persipura yang kini menjadi penasehat teknis Persewar Waropen Mettu Dwaramurry, hanya bisa berharap tim berjuluk Mutiara Hitam semoga bisa tetap bertahan di Liga 2 sambil membenahi kekurangan tim.
“Saya hanya bisa berharap semoga tim yang jadi kebanggaan masyarakat Papua itu bisa bangkit dan tetap di Liga 2. Sebab kalau sudah turun ke Liga 3 perjuangan untuk kembali ke Liga 1 semakin jauh dan sulit,”kata Mettu Dwararamurry kepada Jubi, Minggu (26/11/2023) di salah satu hotel di Waena tempat penginapan tim berjuluk Mutiara Bakau itu.
Dia menambahkan persiapan Persipura yang sangat terlambat, menjadi salah satu faktor utama membuat Ian Luis Kabes dan kawan-kawan mengalami kekalahan dan terpuruk di dasar klasemen Liga 2 Grup 4 Liga 2 musim 2023/2024.
“Kita tim Persewar Waropen mulai melakukan persiapan tim sejak Juli dan bertanding persahabatan melawan tim tamu dari PNG Hekari United PNG pada 18 Agustus dan juga ujicoba dengan klub klub lokal di Kota Jayapura,”kata mantan asisten pelatih Persipura selama 23 tahun bersama M Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago itu.
Dia menambahkan persiapan yang sangat minim dan masih bercokolnya beberapa pemain tua, menyebabkan tim Mutiara Hitam terseok-seok berlaga di Liga 2 musim 2023/2023 ini. “Saya dan Eduard Ivakdalam tidak memakai pemain asing dan semua pemain lokal dengan persiapan tim hampir tiga bulan sehingga hasilnya lumayan target selanjutnya Mutiara Bakau harus lolos ke Liga 1,”katanya.
Dia mengatakan beberapa pemain senior Persipura seperti Ronny Beroperay maupun Yan Piet Nasadith sangat jarang diturunkan dalam beberapa laga penting. “Kita hanya berharap pada laga-laga terakhir tim Mutiara Hitam harus berjuang keras, walau pun punya persiapan tim yang mepet dan sangat terlambat,”kata rekan seangkatan Rully Nere di timnas Indonesia dan Persipura itu.
Dia juga bangga dengan pemain muda Persipura, Joshua Isir yang dilepas Persipura ke Persewar dan justru bisa mencetak dua gol bagi kemenangan tim Persewar saat melawan Persipura dan juga Persiba Balikpapan.
Bentuk tim muda dan berjuang bertahan di Liga 2
Turunnya tim berjuluk Mutiara Hitam dari Liga 1 ke Liga 2, dinilai murni kesalahan pihak manejemen. Seandainya waktu itu tetap bertanding melawan tim Madura Unites, semua drama kekalahan tim yang berjersey Jenderal tak sampai turun ke Liga 2.
“Itu semua sudah berlalu dan nasi telah menjadi bubur , kini harus menyiapkan tim muda secara berjenjang untuk berjuang tetap bertahan di Liga 2. Jangan sampai turun lagi ke Liga 3 sebab jika sampai terjadi perjuangan untuk kembali ke Liga1 semakin jauh dan sulit,”kata mantan kapten Persipura era 1990 an Ferdinando Fairyo dalam pelatihan bersama jurnalis magang Jubi di Kantor Redaksi Jubi di Waena belum lama ini.
Dia menambahkan, saatnya Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jayapura harus membuat program seleksi terbuka untuk pemain U -15 dan U-18 secara umum di Lapangan Trikora Abepura.
“Tim seleksi bentukan Dispora Kota Jayapura harus dan mengundang semua pemain usia tersebut dari sekolah-sekolah yang ada di Kota Jayapura untuk menghadirkan siswa yang berprestasi untuk hadir mengikuti seleksi dimaksud,”katanya seraya menambahkan, kalau untuk pemain U21 harus dibuat turnamen antar klub, dengan demikian tim Persipura punya stok dan bank data pemain bagi tim berjuluk Mutiara Hitam ke depan.
Dia mengatakan program seperti ini pernah pula dilakukan almarhum La Siya saat masih menjabat Kepala Dispora Kota Jayapura dengan program persiapan Persipura U18 yang melahirkan Titus Bonay, Vendri Mofu dan pemain pemain muda angkatan Terens Puhiri di Persipura U 18.
“Program menengah dan jangka panjang serta kompetisi antar klub Persipura sangat penting untuk menyiapkan stok pemain muda berjenjang,”kata mantan pelatih Persipura U18 yang melahirkan pemain-pemain angkatan Terens Puhiri dan kawan-kawan di Persipura U18 kala itu.(*)