Jayapura, Jubi – Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua mengungkapkan anggaran untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan venue-venue PON (Pekan Olahraga Nasional) XX membutuhkan biaya sebesar Rp43,6 miliar lebih per tahunnya.
Plt Kepala Disorda Papua, Alexander Kapisa menjelaskan jumlah tersebut berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada beberapa venue PON dan wisma di tiga kawasan, yakni Kota Jayapura, Kampung Harapan dan Doyo Baru di Kabupaten Jayapura.
Kapisa merincikan, untuk biaya perawatan dan pemeliharaan venue PON serta wisma atlet di kawasan Doyo Baru per tahunnya membutuhkan anggaran Rp11,5 miliar. Anggaran tersebut mencakup biaya pemeliharaan fisik bangunan venue Rp 1 miliar, pemeliharaan Field Of Play (FOP) Rp 3 miliar, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan venue Rp Rp 2 miliar, pemeliharaan landscape Rp 1 miliar, listrik Rp 3 miliar, biaya security 10 orang selama 1 tahun 1 bulan Rp 455 juta, biaya cleaning service 25 orang selama 1 tahun 1 bulan Rp 1,1 miliar.
Untuk venue PON yang berada di kawasan Kampung Harapan membutuhkan biaya Rp 23,4 miliar yang mencakup biaya pemeliharaan fisik bangunan venue sebesar Rp 2 miliar, pemeliharaan FOP Rp 8 miliar, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan venue Rp 2 miliar, pemeliharaan landscape Rp miliar, listrik Rp 4 miliar, security 10 orang selama 13 bulan Rp 910 juta, dan biaya cleaning service 25 orang selama 13 bulan Rp 4,5 miliar.
Sedangkan beberapa venue PON yang berada di kawasan Kota Jayapura membutuhkan biaya senilai Rp 8,5 miliar lebih untuk operasional biaya pemeliharaan fisik venue Rp 1 miliar, pemeliharaan FOP Rp 2 miliar, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan venue Rp 1 miliar, pemeliharaan landscape Rp 1 miliar, listrik Rp 2 miliar, biaya security 10 orang selama 13 bulan Rp 455 juta, biaya cleaning service 25 orang selama 13 bulan Rp 1,1 miliar.
Total anggaran keseluruhan yang dibutuhkan untuk perawatan dan pemeliharaan venue PON di tiga kawasan tersebut berjumlah Rp 43,6 miliar lebih.
Kata Kapisa, angka yang didapat itu sudah melalui perhitungan matang, bahkan pihaknya sudah menekan anggaran agar tak lebih besar.
“Makanya kita pakai strategi untuk mengurangi beban. Biaya ini sudah paling seminimal mungkin yang sudah kita tekan,” kata Kapisa kepada wartawan, Minggu (24/4/22).
“Total Rp 43,6 miliar pertahun yang wajib disiapkan. Ini sudah detail kita lakukan perhitungannya,” beber Kapisa.
Venue akuatik di Kampung Harapan menjadi venue yang paling mahal pemeliharannya. Untuk perawatan kolamnya saja membutuhkan anggaran Rp 370 juta perbulan.
“Rp 370 juta perbulan untuk pemeliharaan kolam akuatik, itu belum fasilitas lainnya sangat-sangat mahal. Makanya venue ini belum bisa dibuka untuk umum, akan secara bertahap sambil menunggu manajemen baru,” terangnya.
Total venue yang akan dikelola oleh Disorda Papua sebanyak 11 venue di antaranya
Hoki Indoor, Hoki Outdoor, Kriket, Stadion Utama Lukas Enembe, Akuatik, Istora Papua Bangkit, Menembak Indoor, Stadion Arena Sepatu Roda.
Sementara itu, Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti berharap Pemerintah Papua bisa menjaga dan merawat venue-venue yang sudah dibangun agar bisa dimanfaatkan pasca perhelatan PON XX dan Peparnas XVI.
“Karena rekomendasi pembentukan UPT, saya menyarankan agar tentunya Pemerintah Papua supaya merawat dan menjaga venue itu dengan sebaik-baiknya,” kata Diana. (*)