Bandung, Jubi – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mencanangkan Sekolah Toleransi pertama di Indonesia di SMA Negeri 1 Kota Depok. Pencanangan dilakukan dengan penandatanganan prasasti toleransi di sekolah.
“Jadi sekolah toleransi pertama di Indonesia ini bisa menjadi contoh lain untuk sekolah di Jawa Barat, umumnya di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi di Bandung, dikutip dari Antara, Jumat, (11/4/2022).
Menurut Dedi, pencanangan sekolah toleransi pertama di Indonesia itu sebagai upaya membumikan jiwa nasionalisme kebangsaan melalui pendidikan di Jawa Barat. Ia berharap, ke depan setiap sekolah di Jawa Barat dapat mengimplementasikan hal yang sama.
“Adapun sekolah di Jawa Barat saat ini berjumlah 5.033. Jadi implementasinya ke depan, seperti di Garut kita berharap kurikulum antiradikalisme dan toleransi ini masuk ke dalam kurikulum bagian dari mata pelajaran PPKN di Satuan Pendidikan di Disdik Kabupaten Kota,” kata Dedi menambahkan.
Ia mengatakan dalam mata PPKN di tingkat SMA-nya, ada pendidikan antikorupsi yang sudah di gagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejati. Diharapkan sekolah toleransi akan dicanangkan ke seluruh siswa-siswi se-Jabar dengan tema harian misalnya hari Senin harus bercerita tentang kebangsaan, Selasa bercerita tentang persatuan, Rabu tentang budaya lokalnya, Kamis tentang musyawarahnya, Jumat tentang keagamaannya,
“Sabtu tentang berkunjung kepada orang tua atau kakek dan neneknya,” kata Dedi menjelaskan.
Selain itu sejumlah implementasi itu akan diajarkan bagian dari budaya Pancasila yang harus dilakukan siswa-siswi.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto mengatakan upaya memupuk generasi muda agar memiliki sifat-sifat yang toleran bisa dilakukan dengan menghargai sesama, mampu bekerja sama, dan menciptakan suatu kerukunan tanpa memandang suku, bangsa, agama sehingga dari sekolah inilah kader-kader toleransi selalu muncul dan menjadi pionir di dalam masyarakat.
“Tentu saja ini perlu kita tularkan di sekolah-sekolah lain, karena memang toleransi ini menjadi satu kekuatan untuk menjaga persatuan dalam skala mikro, keluarga, masyarakat maupun nantinya di bangsa negara Indonesia,” kata Untung. (*)
Discussion about this post