Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi — Pengamat komunikasi politik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung, Kunto Adi Wibowo, menilai blusukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bijak. Kunto berpendapat Jokowi sedang tidak perlu blusukan untuk menaikkan tingkat kepuasan publik yang dalam tahap aman di berbagai survei, yaitu 60-70 persen.
“Menurut saya, apa yang dilakukan Pak Jokowi jadi enggak prudent, tak bijaksana, dalam terkait kasus Covid meningkat,” kata Kunto, Jumat (4/2/2022).
Baca juga : Iring iringan rombongan Presiden diduga pulang kampung ini klarifikasi istana
Izinkan konser pemilik cafe di Banda Aceh ini jadi tersangka
Polisi kejar aktor pengumpul massa Jakmania di bundaran HI
Direktur Eksekutif lembaga survei Kedaikopi itu justru melihat blusukan Jokowi tidak etis secara politik. Dia beralasan jumlah kasus Covid-19 sedang mengalami peningkatan seperti saat ini.
Kunto membaca dua pesan Jokowi saat bersikukuh blusukan kala lonjakan kasus Covid-19. Pertama, Jokowi ingin berinvestasi dalam urusan kepuasan publik.
Dia menilai Jokowi akan menghadapi krisis kepuasan publik beberapa bulan ke depan karena puncak kasus Covid-19, pembatasan sosial, dan perekonomian yang belum membaik.
“Mungkin ada pesan lain ya enggak usah takut lah sama Omicron supaya roda ekonomi enggak terganggu. Itu mungkin pesan lain dari blusukan Pak Jokowi yang mengundang banyak orang,” katanya.
Dihubungi terpisah, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyarankan Sekretariat Presiden dan pemerintah melakukan asesmen risiko sebelum Jokowi menggelar blusukan.
Dicky memahami akan sulit membatasi kegiatan kepala negara dan pejabat tinggi negara lainnya. Oleh karena itu, perlu ada hitung-hitungan agar untuk meminimalisasi potensi penularan Covid-19 pada kunjungan kerja kepresidenan.
“Pemerintah daerah setempat harus memastikan minimnya risiko pada kerumunan-kerumunan ini. Pastikan orang yang dilewati (blusukan) dalam cakupan vaksinasi, setidaknya 60 persen ke atas,” kata Dicky.
Tercatat presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah titik di Sumatera Utara menjadi sorotan publik. Pasalnya, rangkaian kegiatan blusukan itu menimbulkan kerumunan di saat Indonesia sedang memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. Kedatangan Jokowi menarik kerumunan warga sejak hari Rabu (2/2/2022). Masyarakat mulai berdesakan saat Jokowi berkunjung ke Pasar Prosa, Kabupaten Toba.
Kerumunan warga juga begitu tampak saat Jokowi berkunjung ke Kabupaten Dairi pada Kamis (3/2). Pesawat nirawak yang diterbangkan Sekretariat Presiden menangkap gambar warga berdesak-desakan di pinggir jalan menanti Jokowi melintas.
Sekretariat Presiden (Setpres) mengatakan kerumunan warga pada kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo menjadi urusan pemerintah daerah (pemda).
“[Soal] masyarakat ya [urusan] pemda,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Menurut dia, Jokowi akan tetap melakukan kunjungan kerja meski kasus Covid-19 sedang meningkat. Menurutnya, kunjungan kerja presiden dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Sedangkan seluruh tim kepresidenan menjalani tes PCR sebelum kunjungan kerja ke daerah. Tim tersebut juga melakukan tes antigen setibanya di daerah tujuan kunker.
“Kunker Bapak Presiden tetap berjalan. Namun, dengan protokol kesehatan tinggi,” katanya. (*)
CNN Indonesia
Editor: Edi Faisol
Discussion about this post