Jayapura, Jubi – Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID Kota Jayapura turun langsung memantau kestabilan komoditas pangan dan harga guna memastikan ketersediaannya dengan harga terjangkau.
“Secara umum dari pantauan di pasar tradisional dan pasar modern untuk bahan pangan relatif stabil meski ada yang naik tapi masih dalam batas normal,” ujar Penjabat Wali Kota Jayapura Frans Pekey usai melakukan pemantauan, Rabu (3/4/2024).
Start dari Main Hall Kantor Wali Kota Jayapura, TPID Kota Jayapura dibagi dua tim. Tim 1 dipimpin Penjabat Wali Kota Jayapura Frans Pekey dan tim 2 dipimpin oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura Robby Kepas Awi. Kedua tim ini berangkat menuju dua wilayah berbeda, tim satu wilayah Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Jayapura Utara. Sementara tim 2 menuju wilayah Distrik Heram dan Distrik Abepura.
“Meski ada yang naik, seperti daging ayam namun ada juga yang stabil seperti cabai (kecil dan besar), bawang merah dan bawang putih. Kami optimis kondisi harga saat ini hingga menjelang atau puncak Idulfitri bisa terjaga,” uangnya.
TPID merupakan wadah koordinasi dengan beranggotakan berbagai instansi pemerintah daerah, Badan Pusat Statistik, Ketua Pasar, dan Perbankan yang bersama-sama menjaga kestabilan komoditas pangan dan harga.
“Kebutuhan bahan pangan tersedia dan harga yang terjangkau memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya serta menjaga Kota Jayapura dari inflasi (kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu),” ujarnya.
Komoditas pangan yang tersedia di Kota Jayapura terutama di pasar tradisional dan pasar modern sebagian di suplai dari luar daerah dan lokal. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura mencatat kebutuhan pangan dari luar sebanyak 65 persen.
“Dalam rangka hari-hari besar keagamaan, Pemerintah Kota Jayapura bersama instansi teknis memantau ketersediaan pangan. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan stok dan harga,” ujarnya.
Dari pantauan TPID terutama yang dipimpin langsung Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Robby Kepas Awi di Pasar Youtefa, Hypermart, Mega Waena, dan Saga Abepura tidak ada kelangkaan pangan dan harga terjangkau.
“Kenaikannya tidak setinggi yang diperkirakan dan itu masih terjangkau. Yang menonjol adalah bawang putih di pasar tradisional, kenaikannya lebih dari 50 persen, pasar modern harga terjangkau malah turun dalam rangka Idulfitri,” ujar Robby Awi.
Menjaga ketersediaan pangan dan kestabilan harga menjadi perhatian pemerintah daerah bersama forum komunikasi pimpinan daerah atau Forkopimda dan mitra kerja agar tetap jangan pangan tetap tersedia.
“Dengan harapan kondisi perekonomian tetap stabil dan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan yang diinginkan. Saya berharap masyarakat tidak perlu panik sehingga menumpuk barang karena takut kehabisan,” ujarnya.
Kepala BPS Kota Jayapura, Jeffry Yohannes De Fretes, mengatakan hingga Maret 2024 inflasi Kota Jayapura berada di angka 1,98 persen, karena harga komoditas pangan terkendali dengan baik.
“Untuk harga yang melonjak itu masih beras (secara nasional), namun kita juga harus hati-hati dengan harga daging sapi menjelang lebaran ini karena pasti harga naik, seperti daging ayam, telur ayam, dan cabai,” ujarnya.
“Dengan adanya peninjauan lapangan seperti ini maka harga pangan bisa dijaga, bisa dikendalikan agar tidak ada oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk menaikan harga lebih tinggi,” ujarnya.
DeFretes berharap kepada pedagang dan distributor agar tidak memainkan harga dan komoditas pangan, karena berdampak langsung kepada inflasi dan masyarakat ekonomi lemah.
“Harga yang sudah di patok oleh pemerintah harus diikuti juga oleh pedagang dan distributor. Jangan coba-coba untuk menaikkan entah itu satu rupiah sekalipun sebab akan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian kita,” ujarnya.
Kasidatun Kejaksaan Negeri Jayapura, Muhammad Rizal, mengatakan pedagang dan distributor yang sengaja memainkan komoditas pangan dan harga terancam denda dan penjara.
“Hukumannya masing-masing berbeda sesuai dengan pelanggan apa yang dibuat. Begitu juga dengan denda yabg harus ditanggung oleh oknum terkait,” ujarnya.
Muhammad Rizal berharap agar tidak memanfaatkan momen seperti Idulfitri 1445 Hijriyah/2024 Masehi agar mendapatkan untung sebanyak-banyaknya.
“Dalam dunia perdagangan mencari untung itu hal biasa, namun jangan sampai memberatkan masyarakat apalagi yang kurang mampu tentu sangat memberatkan untuk mendapatkan komoditas pangan yang dibutuhkan. Saya berharap jangan sampai terjadi atau tidak ada sama sekali di Kota Jayapura,” ujarnya.
Manager Saga Group Harris Manuputty, mengatakan dalam rangka Idulfitri 2024 menurunkan harga, seperti daging sapi dari Rp140 ribu sekilo menjadi Rp130 ribu sekilo, daging ayam dari Rp41.000 ribu sekilo menjadi Rp39 ribu sekilo, gula pasir dari Rp16.800 dari Rp17.000 ribu sekilo.
“Kami turunkan harga-harga agar memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita yang merayakan Idulfitri. Stok beras, gula, daging sapi, daging ayam tersedia. Ayam beku saja masih ada 70 ton saat ini sedang pengiriman sebanyak 30 ton. Semua dari Surabaya, lokal tidak kami ambil karena harga tidak bersaing dan terkendala pembekuan, dan daging sapi masih ada 6 ton bahan kami bisa tambah,” ujarnya. (*)
Discussion about this post