Sentani, Jubi – Kabupaten Jayapura saat ini memiliki tujuh (7) Pasar yang terdaftar resmi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Jayapura, seperti Pasar Pharaa, Jokowi di Doyo Baru, Depapre, Nimboran, Nimbokrang, Unurum Guay, dan Yapsi. Namun, hingga saat ini keberadaan pasar-pasar tersebut minim perhatian dari Pemerintah Daerah.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap pasar, memiliki dampak negatif yang signifikan. Seperti pengawasan terhadap praktik perdagangan yang tidak fair, peningkatan risiko kesehatan dan keselamatan bagi konsumen karena kurangnya regulasi, kesulitan bagi pedagang kecil untuk bersaing dengan bisnis besar yang tidak diatur, serta penurunan kualitas pasar dan infrastruktur mereka.
Minimnya perhatian pemerintah juga menghambat pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan ketidakstabilan sosial ekonomi di daerah ini.
Kepala Dinas Perindag Kabupaten Jayapura, Theopilus Tegai mengaku ada tujuh pasar yang di kelola namun hanya pasar Pharaa dan Jokowi yang beroperasi hingga saat ini.
“Sudah saya koordinasikan ke bawahan untuk lebih giat lagi mengurus pasar. Karena infrastruktur pembangunan pasar-pasar ini dibangun dengan dana miliaran rupiah,” ujar Theo sapaan akrabnya saat ditemui di Sentani, Jumat (12/4/2024).
Dikatakan, pihaknya harus dan sedang menindaklanjuti hal ini karena pasar bukan saja sebagai sumber pendapatan daerah tapi bagaiamana ekonomi masyarakat dapat berjalan.
Pembangunan pasar-pasar ini pun memakan anggaran hingga belasan miliar, angka yang cukup fantastik untuk membangun perekonomian masyarakat di Kabupaten Jayapura.
Theo juga menyebutkan salah satu Pasar Genyem di ruas jalan Nimbokrang, gentengnya sudah mau patah dan harus dipindahkan karena berbagai masalah. Pasar itu sudah terbangun sejak 2017-2018 lalu.
“Saya baru jabat kepala dinas dua tahun ini. Pasar di ruas jalan nimbokrang itu pembangunannya pakai dana alokasi khusus (DAK) belasan miliar,” jelasnya.
Menurut Tegay, pihaknya akan benahi pelan-pelan keberadaan pasar di daerah ini. Sebab jarak dan jangkauan serta topografi wilayah yang sangat jauh di sejumlah distrik dan kampung. Fokus utama kita berada pada pasar yang besar seperti pasar Pharaa yang berada di pusat kota, yang jumlah pedagangnya mencapai 1000 an orang terbagi atas dua bagian. Pedagang tetap dan tidak tetap.
Lanjutnya, pasar berperan sebagai penghasil pendapatan daerah melalui berbagai cara, termasuk pembayaran pajak oleh pedagang dan bisnis, penerimaan retribusi pasar, dan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan aktivitas perdagangan.
“Pendapatan di pasar dapat digunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur, layanan publik, dan program kesejahteraan masyarakat di daerah ini,” katanya.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan,Sekda Kabupaten Jayapura, Delila Giyai mengingatkan, pemerintah masih memiliki banyak tugas yang hingga saat ini belum terlaksana dikarenakan sejumlah faktor yang dialami selama ini.
Menurutnya, kejadian terburuk sejak 2019 lalu, Covid 19, Banjir Bandang yang menimpa daerah ini, dilanjutkan dengan sejumlah iven nasional seperti pelaksanaan PON XX, Peparnas XVI, dan KMAN VI termasuk bagian-bagian yang mengalihkan fokus perhatian pemerintah daerah. Hal-hal ini lalu mengakibatkan daerah kehilangan banyak anggaran yang seharusnya diperuntukan bagi kepentingan pelayanan kepada masyarakat kita.
“Ini jujur saja, tidak perlu ditutup-tutupi. Masyarakat juga perlu mengetahui dan harus memehami kondisi rill yang terjadi,” ujarnya.
Terkait aktifitas pasar, Delila menegaskan bahwa tugas pemerintah untuk memastikan pasar tetap berjalan dengan baik meliputi pengawasan dan regulasi untuk memastikan keamanan dan kesehatan publik, menegakkan aturan perdagangan yang adil, memberikan dukungan bagi pengembangan infrastruktur pasar, memfasilitasi akses ke pasar bagi semua pihak, dan mengelola konflik antara pelaku pasar.
“Pemerintah juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan mengadakan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pedagang dan pengelola pasar,” ujarnya.
Disinggung soal bahan dagangan yang banyak didatangkan dari luar Kabupaten Jayapura, Giyai dengan nada kesal menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah ketersediaan hasil bumi di daerah ini terbatas dan bisa disebabkan oleh perbedaan dalam produktivitas atau biaya produksi antar daerah. Selain itu, terkadang pedagang lokal lebih memilih untuk menjual produk dari daerah lain karena permintaan pasar yang lebih tinggi atau preferensi konsumen yang lebih condong kepada produk tertentu.
“Berarti, kinerja dinas teknis selama ini patut dipertanyakan. Kabupaten Jayapura adalah kabupaten tertua di Tanah Tabi, kenapa hanya bawang, tomat, sayur mayur dan ikan harus dibeli atau di bawah dari luar Jabupaten Jayapura. Perlu evaluasi kinerja terhadap dinas teknis,” ujarnya.
Dia berharap agar dinas teknis yang berada pada rumpun ekonomi bisa bekerja sama satu dengan lainnya untuk mengatasi persoalan yang dikeluhkan oleh masyarakat dan yang sedang dihadapi oleh para pedagang kita. Ada banyak persoalan yang harus dibenahi seperti pendataan jumlah pedagang yang beroperasi di pasar bisa menjadi masalah serius karena dapat mengakibatkan ketidakpastian dalam perencanaan dan pengelolaan pasar. Tanpa data yang akurat, pemerintah sulit untuk merancang kebijakan yang efektif untuk mendukung pedagang dan pengembangan pasar secara keseluruhan.
“Penting bagi pemerintah untuk meningkatkan pendataan dan pemantauan pasar guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan pedagang dan konsumen,” jelasnya.
Salah satu pedagang ikan air tawar di Pasar Pharaa Sentani, Martina Doyapo mengatakan, kesenjangan dan ketidakadilan antara pedagang dan pemilik pasar, dalam hal ini pemerintah daerah sangat terlihat dengan jelas.
“Sebagai pedagang, tugas kita membayar retribusi ketika berjualan di pasar ini. Tetap, fasilitas yang diharapkan untuk mendukung aktifitas jual beli di pasar sampai saat ini tidak jelas. Masih banyak pedagang yang berjualan dibawah tanpa ada meja jualan,” ujarnya. (*)
Discussion about this post