Sentani, Jubi – Dalam rangka memperingati event tahunan komunitas Earth Hour di Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu (23/3/2024) sore hingga malam, menggelar acara switch off atau mematikan lampu selama 1 jam untuk menghemat energi secara global.
Selain pemadaman lampu selama 1 jam, komunitas Earth Hour juga menayangkan 40 gambar melalui baliho berukuran 1×1 untuk mengenang dan memperingati bencana banjir bandang yang terjadi lima tahun silam, tepatnya 16 Maret 2019, di Sentani dan sekitarnya, serta menggelar talk show bertema ‘Selamatkan Danau Sentani dari sampah pelastik’.
Komunitas Earth Hour berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Sanggar Seni Robongholo, Yayasan WWF Indonesia, serta beberapa komunitas lain.
“Pameran foto untuk mengenang banjir bandang sekaligus mengingatkan masyarakat agar lebih bijak menjaga alam, air, dan hutan,” kata ketua panitia kegiatan, Evita Victoria, kepada Jubi di sela-sela kegiatan.
Pameran foto itu menampilkan gambar tentang bencana banjir bandang yang terjadi lima tahun silam.
“Sebenarnya kami biasa mengadakan kegiatan setiap tahun sekali tepatnya pada bulan Maret minggu ketiga. Hari ini kolaborasi dengan beberapa komunitas supaya kami bersama masyarakat untuk tetap menjaga bumi dari ancaman ekosida dan sampah pelastik,” ujar Victoria.
Evita mengatakan komunitas Earth Hour memiliki jejaring luas untuk mengajak semua kalangan anak muda memiliki komitmen terus mengampanyekan aksi perubahan iklim dengan cara hemat energi, hemat penggunaan air, dan bijak dalam penggunaan produk pelastik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Basri, mengatakan sangat bangga dengan adanya satu gagasan berkolaborasi pikiran, pandangan, kalangan anak muda peduli dengan lingkungan dengan berbagai kreasi dipadukan dari program pemerintah.
Rahman Basri menilai pameran foto tersebut merupakan satu gerakan yang luar biasa memiliki satu potensi. Pihaknya berkomitmen akan mendukung, memotivasi pada kehidupan mereka serta alam lingkungan yang berkelanjutan.
“Satu kegiatan terus menerus akan dilakukan dalam bentuk kolaborasi bersama secara berkelanjutan menjaga kelestarian alam Cycloop. Dalam rangka penanganan cagar alam Cycloop serta kawasan sekitarnya merupakan satu tanggung jawab pemerintah dan masyarakat,” ujar Rahman Basri. (*)
Discussion about this post