Jayapura, Jubi – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Yogyakarta, Solidaritas Peduli Alam dan Manusia di Tanah Papua (SPAM-Tanah Papua) dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua-Daerah Istimewa Yogyakarta (IPMP DIY), mengecam keras tindakan penyiksaan terhadap warga sipil Papua yang diduga dilakukan oleh aparat militer Indonesia. Perlakuan tak manusiawi itu viral dalam bentuk rekaman video yang beredar pada 22 Maret 2024.
AMP Komite Kota Yogyakarta, SPAM-Tanah Papua dan IPMP DIY melalui juru bicara Paulus Tekege, mengatakan seorang pasukan entah TNI, Polri maupun TPN-PB gugur di medan perang merupakan hal yang biasa. Namun banyak orang tidak akan menerima apabila kekerasan dilakukan dengan cara menyiksa masyarakat sipil, sehingga pihaknya menuntut Pangdam XVII/Cendrawasih agar segera mengakui adanya anggota TNI yang melakukan penyiksaan terhadap warga sipil Orang Asli Papua (OAP).
“Kami mengecam Pangdam XVII/Cenderawasih bahwa pernyataannya adalah pembohongan publik di media, terkait video penyiksaan yang disebut editan,” kata Paulus Tekege kepada Jubi melalui selulernya, Minggu, (24/3/2024).
Ia menegaskan, tindakan penyiksaan dilakukan oleh aparat TNI tanpa mengedepankan asas praduga tak bersalah. “Pecat dan penjarakan pelaku penyiksaan terhadap warga sipil di Puncak, Papua Tengah,” ujarnya.
Pihaknya juga meminta kepada pemerintah negara Indonesia segera mengusut tuntas semua kasus pembunuhan terhadap warga sipil orang di Tanah Papua. “Negara segara bertanggung jawab terhadap eskalasi konflik di Tanah Papua. Negara segera hentikan pengiriman dan tarik militer TNI dan Polri baik organik maupun nonorganik dari Tanah Papua,” kata Tekege.
Presiden Republik Indonesia juga harus segera memerintahkan panglima TNI, untuk memproses hukum oknum TNI pelaku penyiksaan anak di Kabupaten Yahukimo dan warga sipil di Kabupaten Puncak Papua.
Selain itu pihaknya juga berharap Polda Papua segera mengusut tuntas kasus pembunuhan Jein Korupon di Kabupaten Pegunungan Bintang oleh aparat negara. Pihaknya juga meminta kepada negara segera bertanggung jawab atas penembakan terhadap tiga anak remaja warga sipil, dan salah satunya menjadi korban di Intan Jaya.
“Harus tarik militer organik dan nonorganik dari Tanah Papua,” katanya. (*)
Discussion about this post