Jayapura, Jubi – Border Trade Show di perbatasan RI PNG digelar sejak Jumat (15/12/2023) sampai dengan Minggu (17/12/2023). Viron Ayomi mahasiswa semester tiga FISIP Uncen jurusan Hubungan Internasional (HI), memanfaatkan acara tersebut dengan menjual minuman ringan berupa kopi dan minuman cokelat.
“Lumayan sehari bisa laku 50 sampai dengan 100 mangkok minuman,” kata Ayomi kepada Jubi di sela-sela pameran Border Trade Show, Minggu (17/12/2023).
Dia mengaku saat hari pertama pembukaan pada Jumat (15/12/2023), pengunjung agak sepi, sehingga jualannya kurang banyak yang laku. “Harga per mangkok kopi berkisar antara Rp 20.000 sampai dengan Rp 30.000 saja,”katanya, seraya menambahkan memasuki hari kedua Sabtu (16/12/2023) dan Minggu (17/12/2023) pengunjung mulai banyak dan dagangannya mulai laku.
“Mungkin karena hari Sabtu dan Minggu itu hari libur sehingga banyak yang datang berkunjung,” katanya.
Viron Ayomi mengaku sudah mulai menekuni bisnis minuman ini sejak 2021 sebelum masuk kuliah di FISIP Uncen. “Saya sudah dua tahun menjalani usaha ini dan puji Tuhan masih terus bertahan,” katanya.
Ia sering mangkal dan membuat kafe di dekat Taman Imbi Kota Jayapura sampai sekarang. “Saya berharap kegiatan Trade Border Show di tapal batas RI dan PNG ini setiap tahun bisa digelar,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga dari Kota Jayapura, Mama Bastiana mengeluh karena noken atau bilum khas dari PNG sangat mahal, sehingga tidak jadi membeli noken asli dari PNG tersebut.
“Ya terpaksa saya hanya beli minuman dan juga sosis bakar buatan mama-mama PNG,”katanya. (*)