Jayapura, Jubi – Penguatan moderasi beragama merupakan nilai-nilai beragama yang sangat penting diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara yang majemuk ini.
Hal itu disampaikan Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, I Made Suwena Widyantara, usai diskusi program MATOA di Ruang Humas Kanwil Kemenag Papua, di Kota Jayapura, Kamis (7/12/2023).
Made mencontohkan dalam agama Hindu harus menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, pertama dengan membangun tempat suci, beribadah atau membangun hubungan dengan Tuhan.
“Jangan kamu pernah menyakiti orang karena menyakiti orang sama dengan menyakiti Tuhan. Kalau menyakiti orang berarti agamamu baru di badan bukan di hati. Orang yang beragama di hati, dia akan mengasihi semua umat beragama karena Tuhan itu kasih,” ujarnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua, I Komang A. Wardana, mengatakan penguatan moderasi beragama telah diimplementasikan umat Hindu di Papua.
“Tugas pokok PHDI adalah melayani umat dalam meningkatkan Sraddha dan Bhakti, membangun satu persepsi untuk meningkatkan kesejahteraan umat, dan menjalin hubungan yang harmonis antara umat beragama,” ujarnya.
Dilanjutkannya, apabila melaksanakan kegiatan yang terkait dengan keagamaan maka harus bisa menghormati agama lain. Hal ini, salah satunya melaksanakan gerbang Natal tahun 2023.
“Semua umat, baik itu dari beberapa agama, perkumpulan adat istiadat, paguyuban-paguyuban, kita satu tujuan, yaitu kita meningkatkan solidaritas dan kerukunan itu bisa tercapai, sehingga kami dari umat Hindu turut serta melaksanakan gerbang Natal tersebut,” ujarnya.
“Nanti kami juga akan melaksanakan doa dan puasa bersama yang diselenggarakan oleh KUB. Bagaimana kita bisa menciptakan kerukunan dan kerjasama antara umat sesama umat Hindu, umat Hindu dengan umat lainnya, dan umat Hindu dengan pemerintah,” ujarnya.
Ketua PHDI Kabupaten Jayapura, I Made Ambo Arjana, mengatakan moderasi beragama lebih menekankan ke toleransi, karena negara Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara sekuler, tetapi negara orang beragama.
“Moderasi ini adalah jalan tengah bagi kita semua supaya agama-agama yang ada berkembang sesuai dengan tujuannya masing-masing. Coba kita cek agama satu-satu mana ada agama yang tujuannya jelek pasti tujuannya untuk bahagia untuk masuk surga dan lain sebagainya,” ujarnya.
Made Ambo berharap kepada umat Hindu di Papua agar bersama-sama mendukung program pemerintah terkait dengan moderasi beragama. Ajaran Hindu Tri Kaya Parisudha mengajarkan kalau kamu mau bahagia, berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berperilaku yang baik.
“Moderasi beragama ini sangat penting untuk kita sehingga kita bisa hidup damai berdampingan, bertoleransi dengan umat beda agama, budaya, adat, dan suku bangsa. Mari kita menjadi umat Hindu yang moderat, umat Hindu yang memiliki cara pandang, sikap, serta melindungi martabat kemanusiaan,” ujarnya.
Diskusi dalam program MATOA (Umat dan Aparat dalam Obrolan Agama) menghadirkan narasumber Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, I Made Suwena Widyantara, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua, I Komang A. Wardana, dan Ketua PHDI Kabupaten Jayapura, I Made Ambo Arjana, dengan host Dewi Anggraeni. (*)