Jayapura, Jubi – Direktorat SMA Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi Indonesia (Kemendikbud Ristek) memberikan pendampingan transformasi pembelajaran SMA di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
“Jadi pendampingan ini untuk mengadvokasi implementasi kurikulum merdeka,” ujar Kasi Pokja Transformasi dan Inovasi Direktorat SMA Kemdikbudristek, Yusuf Andrian, di SMA Negeri 4 Jayapura, Jumat (25/8/2023).
Pemerataan mutu pendidikan masih menjadi problem yang harus dituntaskan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah kualitas tenaga kependidikan yang di-upgrade secara terus-menerus.
“Karena ini sudah masuk tahun ketiga, dan kami ingin melihat bagaimana implementasinya, dan sekaligus mengidentifikasi permasalahan dan kendala serta berdiskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut,” ujarnya.
Ruang lingkup program itu mencakup seluruh kategori sekolah baik negeri dan swasta. Sedangkan pendampingan agar sekolah dapat melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
“Harapan kami agar sekolah yang sudah mengikuti pendampingan transformasi pembelajaran ini, bisa membagikan juga kepada teman-teman mereka yang tidak bisa mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.
“Yang kami sampaikan terkait dengan kebijakan IKM, pengajuan komunitas belajar, dan pemanfaatan platform merdeka mengajar,” jelasnya.
Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Nurjaya, mengatakan dapat memberikan bekal tentang pembelajaran yang berdasarkan kurikulum merdeka.
“Jadi, saat kita menuntut anak-anak bisa lebih baik dan bisa bertransformasi tentunya dimulai dari guru-guru, karena sekolah yang berkualitas lahir dari tenaga kependidikan yang berkualitas pula,” ujarnya.
Sebagai langkah lebih lanjut dalam kebijakan merdeka belajar, Kemdikbud telah mempersiapkan program sekolah penggerak untuk meningkatkan kualitas belajar siswa melalui intervensi untuk mengakselerasi sekolah bergerak lebih maju.
“Peserta pendampingan transformasi pembelajaran ini adalah sekolah penggerak dan sekolah yang sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Jadi totalnya ada 13 sekolah yang ada di Kota Jayapura baik negeri maupun swasta,” ujarnya.
Nurjaya berharap sekolah yang mengikuti pendampingan tersebut menjadi katalis bagi sekolah-sekolah lain di sekitarnya, guna mewujudkan profil pelajar pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM unggul.
Kepala SMA Negeri 4 Jayapura, Anton Djoko Martono, mengapresiasi Direktorat SMA Kemdikbud Ristek dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, yang sudah memberikan pendampingan transformasi pembelajaran.
“Kegiatan ini menurut kami sangat baik dan sangat bermanfaat terutama bagi kami di SMA Negeri 4 Jayapura sebagai pelaksana kurikulum merdeka jalur mandiri yang sudah masuk tahun kedua,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah pelaksana pendampingan transformasi pembelajaran SMA, Anton berharap dapat menghasilkan ide kreatif dan inovatif dalam rangka pengembangan pendidikan di Kota Jayapura. (*)