Sentani, Jubi – Kampung Necheibhe, Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura saat ini telah memiliki infrastruktur Sekolah Dasar (SD) dan menara telekomunikasi Indosat yang merupakan bagian penting dalam proses pelayanan publik bagi masyarakat di kampung tersebut.
Namun sayang, jaringan telekomunikasi di kampung itu sudah lama tidak aktif. Tenaga guru yang bertugas di Kampung Necheibhe juga sudah jarang datang untuk mengajar.
Kepala Kampung Adat Necheibhe, Gustaf Toto, mengatakan jumlah warganya hingga saat ini ada 74 Kepala Keluarga (KK) dengan total 312 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebagian besar beraktivitas di wilayah perkotaan tetapi tetap menjadi warga Kampung Necheibhe.
Gustaf Toto juga mengatakan infrastruktur pendidikan seperti SD di Kampung Necheibhe sudah ada sejak belasan tahun silam, tetapi guru-guru yang ditugaskan kampung ini tidak betah tinggal untuk mengajar. Setiap guru yang ditugaskan mengajar, hanya bisa bertahan satu hingga dua bulan, kemudian ke kota dan tidak kembali lagi.
“Sudah lima tahun sekolah ini dibiarkan begini saja. Ada murid-muridnya. Ruang kelas ada dari kelas 1 sampai kelas 6. Ada rumah guru yang disiapkan juga,” ujar Gustaf saat ditemui Jubi di Sentani, Senin (15/5/2023).
Menurutnya, dampak dari tenaga pengajar yang tidak betah tinggal di Kampung Necheibhe untuk mengajar, sebagian warga membawa anak-anak mereka ke wilayah perkotaan untuk menyekolahkannya di sana.
“Kita sudah mengusulkan ke Dinas [Pendidikan Kabupaten Jayapura], tapi hingga saat ini belum direspons,” kata Gustaf Toto.
“Mungkin jarak tempat tugas yang begitu jauh dan ekstrem sehingga tenaga pendidik ini enggan berlama-lama melaksanakan tugasnya sebagai guru di sini. Ada 30 sampai 40 siswa yang menanti kehadiran tenaga pendidik agar pendidikan di kampung tidak jauh beda dengan pendidikan di kota,” sambungnya.
Selain layanan pendidikan yang mandek, lanjut Toto, pada 2022 lalu infrastruktur jaringan internet dan layanan telekomunikasi melalui provider indosat, BTS-nya dibangun di kampung ini. Proses pembangunan infrastruktur cukup memakan waktu yang lama sebab kondisi dan topografi kampung yang cukup sulit karena berada di pesisir pantai.
“Pertengahan hingga akhir 2022, layanan telekomunikasi dan internet sudah berfungsi dengan baik. Beberapa bulan terakhir ini, layanan dan jaringannya sudah tidak aktif lagi. Padahal masyarakat sudah sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi. Saat ini masyarakat kembali kepada kebiasaan lama, menunggu adanya kapal putih yang lewat di depan kampung baru bisa dapat sinyal telepon,” ucapnya.
Sebagai kampung adat pertama di Kabupaten Jayapura, Toto berharap agar fasilitas dan pelayanan publik di Kampung Necheibhe, secara khusus jaringan telekomunikasi dan Pendidikan, dapat diperhatikan dengan serius agar ada kemajuan, ada kesejahteraan, serta terpenuhi seluruh program pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kampung Necheibhe kepada masyarakatnya.
“Fasilitas yang lengkap seperti layanan telekomunikasi dan jaringan internet yang aktif, telah memangkas banyak hal dalam operasional pemerintah kampung, masyarakat, dan juga fasilitas penunjang lainnya. Masyarakat sudah tidak jauh-jauh ke kota untuk membuat laporan, mengikuti ujian sekolah, dan menerima informasi yang terbaru, cukup di kampung saja,” ujarnya. (*)