Sentani, Jubi – Pemadam kebakaran atau Damkar butuh perhatian serius dan uluran tangan dari pemerintah dalam membantu sarana dan prasana untuk menopang tugas pokok dan fungsi damkar di Kabupaten Jayapura. Masalah kebakaran di wilayah itu, belum tertangani secara baik dan optimal, salah satunya akibat sarana yang kurang memadai.
Kepala Seksi Operasional Damkar Kabupaten Jayapura, Felix Ibo mengatakan, pihaknya meminta pemerintah agar bisa mengakomodir pengadaan kebutuhan armada damkar di daerah tersebut.
“Terakhir pengadaan [mobil khusus kebakaran] itu tahun 2014. Satu unit armada dengan kapasitas 3000 liter,” kata Ibo saat ditemui Jubi di kantornya di Sentani pada Selasa (10/10/2023).
Ibo mengatakan, alasan pihaknya mengajukan permohonan pengadaan armada sekaligus meminta dukungan pemerintah agar bisa menjangkau kejadian kebakaran di semua wilayah Kabupaten Jayapura dengan baik.
“Kita sudah seringkali ajukan, tapi sampai sekarang belum ada tambahan,” katanya
Ibo menyebut saat ini Damkar Kabupaten Jayaura hanya memiliki dua armada yang tersedia. Terdiri dari satu unit mobil yang menampung 3000 liter dan satu unit lainnya 5000 liter. Untuk armada kapasitas 3000 liter bisa menjangkau 100 meter, dan armada kapasitas 5000 liter menjangkau 130 meter.
Ibo mengatakan petugas kesulitan bila ada kebakaran dalam skala besar dan meluas. Ia mengaku sering mendapat cerca dari masyarakat karena banyak armada mobil damkar terparkir, tapi lamban dalam penanganan.
Ia mengakui pandangan negatif warga terhadap unit teknis yang dipimpinnya itu, bahwa memang terdapat sejumlah empat armada yang terparkir di tempatnya itu . Akan tetapi, dua unit diantaranya yang diberikan itu tersandung kasus. Oleh karena itu, dua unit dimaksud itu tidak bisa digunakan.
“Kami menggunakannya sebagai tangki penampungan air atau suplai air. Jadi ketika ada kejadian kebakaran, tangki itu bisa disalurkan ke unit yang di depan [bisa digunakan],” katanya.
Ibo menambahkan air yang ada di Damkar juga menjadi salah kendala lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan air itu tersebut, mereka biasanya mengambil air dari Toladan, di Jalan Ifar Gunung.
“Dulu airnya mengalir setiap hari, sekarang kadang-kadang, kadang hari ini mengalir, besok tidak,” ujarnya.
Ibi menambahkan timnya siaga 24 jam sehari. Setiap hari ada regu yang jaga. Mereka berjaga-jaga 2×24 jam, kemudian berganti dengan regu selanjutnya.
” Jadi, [misal] Senin-Selasa yang jaga regu A, Rabu-Kamis [yang jaga] regu B, begitu terus bergilir sampai saat ini,” ujar Ibo.
Ibo juga berharap, ada penambahan prasarana lainnya bisa tersedia seperti pos kebakaran yang siaga di sejumlah wilayah seperti di Sentani Timur atau di lokasi Pasar Baru.
“Kabupaten Jayapura ini sangat luas, pernah ada kebakaran di Depapre, untuk jangkauan terlalu jauh, sehingga itu kendala di lapangan,” katanya.
Isak Warisyu, Komandan Regu Damkar Kabupaten Jayapura menambahkan, pihaknya menginginkan ada tambahan personel agar bisa mengakomodir pada tiap wilayah di Kabupaten Jayapura.
“Sekarang ini kami hanya 12 orang, terbagi dua regu. Masing-masing regu 6 orang,” ujarnya.
Damkar merupakan salah satu unit teknis yang melekat pada pemerintah dan punya tugas dan tanggung jawab mulia mengatasi kebakaran, yang berada di bawah kendali Badan Penanggulang Bencana Daerah. (*)