Jayapura, Jubi – Balai Karantina Pertanian Jayapura menggelar sosialisasi pengukuran geospasial untuk lahan pertanian bagi para penyuluh BPP Muara Tami dan BPP Abepura.
“Metode geospasial guna mendorong pemanfaatan teknologi pertanian pada penyuluh BPP,” ujar Pejabat Karantina Pertanian Jayapura, Nazmi Alfarabi, di Kantor BPP Muara Tami, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (28/7/2023).
Nazmi menjelaskan implementasi pengukuran geospatial untuk lahan pertanian disertai dengan sosialisasi penggunaan alat GPS, sehingga memudahkan dalam pengukuran lahan pertanian.
“Geospasial atau Ruang Kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu,” ujarnya.
Melalui informasi geospasial yang merupakan data yang sudah diolah, lanjut Nazmi, dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
“Dalam kegiatan para peserta nampak sangat antusias dan berharap dapat memiliki alat GPS untuk menunjang pengukuran yang presisi,” jelasnya.
Kepala Balai Karantina Pertanian Jayapura, Muhlis, menekankan lahan pertanian merupakan tempat budidaya tanaman yang diperlakukan khusus untuk tercapainya tujuan pertanian yang dituangkan melalui kegiatan pengelolaan budidaya tanaman yang baik.
“Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan, salah-satunya melalui pengukuran geospasial untuk melakukan identifikasi yang akurat terhadap lahan pertanian yang terus disosialisasikan oleh Karantina Pertanian,” jelasnya.
Muhlis berharap sosialisasi pengukuran geospasial untuk lahan pertanian bagi para penyuluh BPP Muara Tami dan BPP Abepura semakin mempermudah petani sekaligus meningkatkan kualitas tanaman. (*)