Jayapura, Jubi – Tanggal 1 Desember sebagai gerbang Natal bagi warga Kristen di dunia secara khususnya di Kota Jayapura sebagai momen mengukuhkan persatuan.
“Gerbang Natal diawali dengan pawai bersama dengan simbol-simbol setiap agama dan ciri khas masing-masing,” ujar Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, saat live di RRI Jayapura, Rabu (30/11/2022).
Sebagai ibu kota di Provinsi Papua, Kota Jayapura dihuni berbagai suku dan agama, sehingga menjadi kota yang heterogen, dengan jumlah pendudukan hampir setengah juta jiwa.
“Kemudian ada doa dari lima agama di panggung Taman Imbi. Setelah itu ada puji-pujian kepada Tuhan sesuai agama dan keyakinan masing-masing,” ujarnya.
Kebhinekaan harus disyukuri sebagai anugerah. Ada kebudayaan dalam kearifan lokal untuk mendukung keberlangsungan negara, dengan menjaga persatuan dan kesatuan.
“FKUB bersama pemkot dan forkopimda, agama, paguyuban siap untuk menyambut gerbang Natal dengan tema ‘Maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain’ (Matius 2:12),” ujarnya.
Pekey berharap Natal 2022 membuat Kota Jayapura dan masyarakat semakin sejahtera baik dari sisi pembangunan, pemerintah, dan perekonomian.
“Dibutuhkan kreatifitas yang tinggi untuk menghadapi isu intoleransi. Selama Desember akan dilarang terkait bunyi-bunyian petasan agar tidak mengganggu perayaan Natal,” ujarnya.
Pekey menambahkan Pemkot Jayapura akan membuat surat edaran termasuk pembatasan penjualan minuman beralkohol dan tempat hiburan malam. (*)