Wamena, Jubi – Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional atau BPJN Wamena, Zepnat Kambu, mengakui jika sejak tahun 2020 ada sejumlah pembangunan ruas jalan Trans Papua yang dipending karena faktor keamanan.
Usai peringatan Hari Bhakti PUPR ke-78 tahun, Senin (4/12/2023), di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kambu menjelaskan dari 14 kabupaten yang menjadi wilayah kerja BPJN Wamena (sebelum adanya pemekaran provinsi) ada sedikitnya tujuh titik pembangunan jalan trans yang dianggap rawan.
“Salah satu contoh rencana pembangunan ruas jalan dari Nduga ke Yahukimo menjadi salah satu titik yang dipending sejak 2020, setelah kami meminta saran dan masukan dari pihak keamanan,” katanya.
Selain itu juga ada akses jalan dari Wamena, Jayawijaya menuju Nduga sepanjang 275 kilometer, namun yang telah teraspal sepanjang 70 kilometer atau hanya sampai di Habema. Sisanya masih jalan berbatu dan belum dilanjutkan karena faktor keamanan.
“Kalau misalnya wilayah Wamena ke Nduga dengan adanya akses pelabuhan sungai di Batas Batu, ditambah juga pelabuhan sungai di Yahukimo, kalau akses ini dijamin oleh keamanan, saya kira pegunungan ini akan maju cepat dengan dibantu dengan dua pelabuhan sungai yang ada,” katanya.
Sedangkan untuk jalan trans Papua ruas Wamena-Jayapura sepanjang 575 Km, dari Balai Jayapura melakukan pekerjaan dari Jayapura hingga Benawa (distrik di Yalimo berbatasan dengan Keerom), lalu Balai Wamena kerja dari Benawa sampai Wamena.
BPJN Wamena menargetkan pengerjaan jalan trans Papua ruas Jayapura-Wamena rampung total pada 2026. Dari 575 Km itu, hanya tinggal sekitar 50 Km yang belum teraspal.
“Harapan kita itu kalau dari 2024-2026, 50 Km sudah tuntas, berarti Jayapura-Wamena itu secara keseluruhan sudah bisa tuntas dengan baik. Selain didukung juga dengan situasi keamanan dan cuaca yang baik pasti target akan tercapai,” katanya.
Ia menambahkan dari pembangunan ruas jalan Trans Papua, BPJN Wamena telah menyelesaikan sekitar seribu lebih jembatan permanen, dari sekitar tiga ribuan yang direncanakan. Sisanya masih bersifat bentang basah.
“Jika faktor penunjang yang disebutkan itu semua mendukung, maka akan tuntas sesuai target yang telah direncanakan,” katanya. (*)