Sentani, Jubi – Yo Riya (sarasehan) pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-VI di Kampung Yakonde, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, Papua, dibuka oleh Ondofolo Kampung Yakonde, Nikolas Keray Daimoi, Selasa (25/10/2022). Dimana Yo Riya ini akan berlangsung hingga, Rabu, (26 /10/2022) .
Tema yang dibahas dalam Yo Riya ini adalah, “Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa atau Kampung yang berbasis Wilayah Adat sebagai Wujud dari Penerapan Kewenangan Asal-Usul Kampung atau Desa.”
Dalam Yo Riya akan diuraikan posisi kampung yang memiliki kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal . Kampung memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengurus kampung itu sendiri.
Selain itu, akan didiskusikan situasi pengakuan dan perlindungan masyarakat adat di tingkat kampung. Bagaimana kampung sebagai institusi negara sekaligus, institusi sosial yang langsung yang berhadapan dengan masyarakat adat sehingga dapat berkontribusi terhadap pengakuan dan perlindungan hak masyarakat adat.
Ondofolo Kampung Yakonde, Nikolas Keray Daimoi saat membuka Yo Riya menyatakan, sebagai pimpinan masyarakat adat di Kampung Yakonde, atas nama kampung dan seluruh masyarakat adat menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada panitia serta peserta KMAN VI.
“Saya pastikan, bahwa semua proses yang berlangsung di Kampung Yakonde berkaitan dengan pelaksaan KMAN VI dapat berjalan dengan baik, aman, dan lancar,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Kemitraan, Laode M. Syarief mewakili AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) menjelaskan, rasa sukacita dan bangganya kepada Ondofolo Kampung Yakonde, Ketua Jemaat GKI Ebenhaezer Yakonde, Kepala Kampung Yakonde dan semua masyarakat adat yang begitu ramah dan antuasias menerima pelaksanaan serasehan KMAN VI.
Selain itu, Ia juga memberikan apresiasi kepada panitia KMAN VI, baik panitia Nasional maupun panitia lokal yang telah menyiapkan segala kebutuhan sehingga kongres bisa berjalan, termasuk menyiapkan pelaksanaan Yo Riyaa di Kampung Yakonde.
“Saya juga berharap, pertemuan hari ini akan melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang baik, bukan saja untuk Papua tetapi buat seluruh indonesia. Oleh karena itu, saya sangat berbahagia ketika bapa Ondofolo dan bapa pendeta membuka acara ini dengan doa dan tabuhan Tifa,” . (*)