Merauke, Jubi – Kapal Motor Nelayan (KMN) Calvin 02 ditembak di perairan negara Papua Nugini pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 15.30 WP. Diduga penembakan dilakukan oleh tentara Papua Nugini yang tengah melakukan patroli laut.
Dari peristiwa tersebut dilaporkan nahkoda KMN Calvin 02 atas nama Sugeng, tewas tertembak. Korban beralamat di Jalan Ternate, Kelurahan Seminggu, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua.
Informasi yang diperoleh Jubi di Kabupaten Merauke, selain KMN Calvin 02, ada dua kapal nelayan lain yang dikejar dan ditangkap oleh tentara Papua Nugini dalam operasi patroli laut tersebut, yakni KMN Arsila 77 dan KMN Baraka Paris.
KMN Arsila 77 dengan nahkoda bernama Syarif dan anak buah kapal atas nama Riki, Farid, Joko, Canu, Lasani dan Joni (semuanya beralamat di Kabupaten Merauke).
Sedangkan KMN Baraka Paris dengan nahkoda Rohman, dan ABK atas nama Beni, Mor, Amin, Nando dan Emi (beralamat di Merauke).
Berdasarkan informasi yang diterima KMN Calvin 02 sempat lolos dari kapal patroli Papua Nugini. Namun dalam pengejaran, tentara PNG melepaskan tembakan beruntun ke arah kapal nelayan itu yang mengakibatkan nahkoda atas nama Sugeng meninggal dunia.
Setelah insiden penembakan itu, tentara PNG dikabarkan berhasil mengamankan KMN Calvin 02, dan melakukan interogasi terhadap para ABK kapal tersebut.
Mendapat informasi bahwa nahkoda mati tertembak, sejumlah tentara PNG pun meninggalkan KMN Calvin 02. Salah seorang anak buah kapal kemudian mengambil alih kemudi dan berlayar menuju Pos TNI AL di Kali Torasi – batas wilayah perairan Indonesia dan Papua Nugini, untuk mengevakuasi jenazah korban sekaligus melaporkan peristiwa tersebut.
Wakil Bupati Merauke, H Riduwan ketika dikonfirmasi wartawan di Kabupaten Merauke, Selasa (23/8/2022), membenarkan terjadinya insiden penembakan tersebut.
Riduwan menyatakan pemerintah daerah setempat telah menerima laporan terkait peristiwa tersebut secara tertulis dari Kepala Badan Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai.
“Kepala Badan Perbatasan melaporkan ada peristiwa penembakan oleh tentara PNG terhadap satu kapal nelayan kita yang menyebabkan nahkoda nya meninggal dunia. Selain itu dilaporkan juga ada dua kapal dengan nahkoda dan belasan ABK yang hingga kini masih ditahan oleh tentara PNG,” kata Riduwan.
Riduwan menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Merauke akan melakukan koordinasi dengan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XI Merauke untuk membicarakan nasib belasan anak buah kapal (warga Merauke) yang dalam peristiwa tersebut kini ditahan di negara Papua Nugini.
“Saya akan melakukan kunjungan ke rumah duka di Jalan Ternate sehubungan dengan peristiwa ini. Nahkodanya atas nama Sugeng meninggal dunia dalam kejadian itu, informasinya jenazah korban tiba hari ini,” pungkas Riduwan. (*)