Organisasi jurnalis se-Asia Tenggara perlu kolaborasi jaga kebebasan pers

Asia tenggara
Enam organisasi jurnalis dari Asean saat bertemu di Pnom Penn Kamboja, Senin (12/12/2022)- Jubi/aji.or.id

Jayapura, Jubi- Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Ika Ningtyas mengatakan organisasi jurnalisme di seluruh Asia Tenggara perlu bekerja sama  menjaga satu sama lain lebih aman dan membuat satu sama lain lebih kuat.

“Kita harus terus melihat peluang untuk bekerja sama meski menghadapi kesulitan. Organisasi jurnalis di Asia Tenggara memiliki rekam jejak panjang pengalaman kerja sama dan inisiatif ini harus segera dihidupkan kembali.

“Hanya dengan memperkuat solidaritas dan kolaborasi, kita dapat saling mendukung untuk memperjuangkan kebebasan pers di kawasan dan di setiap negara.”kata Ika  di Pnom Penn, Kamboja, Senin (12/12/2022) sebagaimana dikutip jubi dari rilis aji.or.id.

Hal senada juga dikatakan Nop Vy, Direktur Eksekutif Kamboja, kolaborasi regional merupakan upaya untuk membangun pencegahan yang kuat, juga perlindungan dan, melantangkan suara-suara seruan untuk mengakhiri impunitas kejahatan terhadap jurnalis.

“Memperkuat kolaborasi dan berbagi pengalaman menjadi sangat penting untuk kawasan ini sekarang, ketika media menghadapi banyak tantangan dari negara dan aktor non-negara,” katanya.

Sementara itu Direktur Eksekutif CIJ, Wathshlah G Naidu dan Presiden AJTL, Zevonia Vieira menambahkan penting pula penguatan jejaring di Asia Tenggara untuk memperjuangkan kebebasan pers. “Juga berkolaborasi dalam penguatan kapasitas agar kian berkembang, demi tercapainya kualitas jurnalistik di masing-masing negara.”tambahnya.

Jonathan De Santos, Ketua Persatuan Jurnalis Nasional di Filipina, menyoroti kerja solidaritas di antara komunitas jurnalisme dan upaya pengungkapan kasus-kasus yang masih gelap di Filipina, NUJP mengakui bahwa perjuangan untuk kebebasan pers tidak terbatas pada batasan wilayah. “Organisasi jurnalisme di seluruh Asia Tenggara perlu bekerja sama untuk menjaga satu sama lain lebih aman dan membuat satu sama lain lebih kuat”katanya.

Enam organisasi dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste menjalin kerja sama regional sebagai respons serempak atas memburuknya iklim kebebasan pers di sebagian besar negara di Asia Tenggara. Kolaborasi ini berupa kerja-kerja untuk memantau kebebasan pers dan meningkatkan meningkatkan keamanan bagi jurnalis.

Keenam organisasi tersebut adalah Aliansi Jurnalis Independen/AJI (Indonesia), Persatuan Jurnalis Nasional Filipina/NUJP (Filipina), Asosiasi Aliansi Jurnalis Kamboja/CamboJA (Kamboja), The Center for Independent Journalism (CIJ) dan Gerakan Media Merdeka /GeramM (Malaysia), dan Asosiasi Wartawan Timor Leste/AJTL (Timor Leste).

Kerja sama ini diluncurkan melalui Konferensi Regional pada Senin, 12 Desember 2022 di Phnom Penh, Kamboja, bertemakan “Strengthening collaboration, defending press freedom in Southeast Asia”. Konferensi ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Hak Asasi Manusia Internasional.

Acara ini dihadiri sekitar 100 peserta dari enam negara yang melibatkan organisasi jurnalis, peneliti, dan organisasi internasional.

Memburuknya iklim kebebasan pers ditunjukkan dengan menguatnya impunitas terhadap kejahatan terhadap jurnalis. Menurut Indeks Impunitas CPJ (2022), Filipina dan Myanmar termasuk di antara sebelas negara yang dianggap “terburuk” dalam mengejar pembunuh jurnalis.

Outlet media di Asia Tenggara menghadapi tekanan dari pemerintah yang semakin otoriter, serangan digital yang meningkat, dan sejumlah undang-undang kejam yang mempermudah kriminalisasi terhadap jurnalis.

Kecuali Timor Leste, peringkat kebebasan pers sebagian besar negara Asia Tenggara menurut RSF (2022) berada di atas 100 atau dalam situasi ‘berbahaya’. Myanmar memiliki peringkat terendah setelah kudeta militer pada 2021, Filipina di peringkat 147 dan Kamboja di peringkat 142–setelah serangan terus-menerus oleh pemerintah. Indonesia di urutan ke-117, Thailand di urutan ke-115, dan Malaysia di urutan ke-113.

Di tengah meningkatnya ancaman terhadap keselamatan jurnalis, sejumlah organisasi jurnalis di Asia Tenggara masih memiliki kekuatan untuk melawan. Mereka memainkan peran penting dalam kampanye anti-impunitas, mengadvokasi jurnalis dan media yang menjadi sasaran serangan, serta mendorong kualitas jurnalisme independen.

Sekjen AJI Indonesia, Ika Ningtyas mengatakan, kita harus terus melihat peluang untuk bekerja sama meski menghadapi kesulitan. Organisasi jurnalis di Asia Tenggara memiliki rekam jejak panjang pengalaman kerja sama dan inisiatif ini harus segera dihidupkan kembali.

“Hanya dengan memperkuat solidaritas dan kolaborasi, kita dapat saling mendukung untuk memperjuangkan kebebasan pers di kawasan dan di setiap negara.”

Nop Vy, Direktur Eksekutif Kamboja mengatakan, kolaborasi regional merupakan upaya untuk membangun pencegahan yang kuat, juga perlindungan dan, melantangkan suara-suara seruan untuk mengakhiri impunitas kejahatan terhadap jurnalis.

“Memperkuat kolaborasi dan berbagi pengalaman menjadi sangat penting untuk kawasan ini sekarang, ketika media menghadapi banyak tantangan dari negara dan aktor non-negara,” Direktur Eksekutif CIJ, Wathshlah G Naidu.

Presiden AJTL, Zevonia Vieira menambahkan penting pula penguatan jejaring di Asia Tenggara untuk memperjuangkan kebebasan pers. “Juga berkolaborasi dalam penguatan kapasitas agar kian berkembang, demi tercapainya kualitas jurnalistik di masing-masing negara.”

Jonathan De Santos, Ketua Persatuan Jurnalis Nasional di Filipina, menyoroti kerja solidaritas di antara komunitas jurnalisme dan upaya pengungkapan kasus-kasus yang masih gelap di Filipina, NUJP mengakui bahwa perjuangan untuk kebebasan pers tidak terbatas pada batasan wilayah. “Organisasi jurnalisme di seluruh Asia Tenggara perlu bekerja sama untuk menjaga satu sama lain lebih aman dan membuat satu sama lain lebih kuat.(*)

 

 

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250