Sentani, Jubi – Empat atlet tinju asal Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, yang saat ini sedang mengikuti kejuaraan daerah (kejurda), sekaligus ajang seleksi pra-PON Papua di Makassar, kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah khususnya Pemerintah Distrik Demta.
Empat atlet tersebut adalah Markus Tunya kelas 54 kilogram Bantam Ringan (putra), Dina Napo kelas 54 kilogram Bantam Ringan (putri), Yesika Kopouw kelas 52 kilogram, dan Welmince Oyaitouw kelas 60 kilogram Kelas Bulu (putri), serta pelatihnya Hendrik Rikut dan Salomina Yerisitouw.
Salah satu atlet tinju dari Demta, Markus Tunya mengatakan bersama tiga rekannya yang akan mengikuti kejurda, diantar oleh Kepala Distrik Demta dari Demta seminggu lalu menuju Kota Jayapura, dan tinggal di Asrama Jayapura Kotaraja.
“Kami berempat tinggal tanpa ada informasi soal makan dan minum selama di asrama. Kepala Distrik Demta ditanya soal makan minum selama di asrama, tidak merespons dan langsung hilang komunikasi dengan kita,” ujarnya di Sentani, Jumat (23/6/2023).
Dengan kondisi seperti ini, kata dia, dirinya terpaksa harus menghubungi istri salah satu anggota dewan atau wakil rakyat dari Distrik Demta terkait situasi dan kondisi yang dihadapi, sedangkan seleksi atau pertandingan sedang berlangsung.
“Mau bertanding, kami tidak makan. Hanya dua buah roti, itu pun kami kumpul saling sumbang pakai uang pribadi untuk membeli. Saya sempat ikut pertandingan perdana dan kalah, ronde kedua sempat muntah saat bertanding karena tidak atur jarak konsumsi atau makan dan waktu bertanding,” katanya.
Proses seleksi dan pertandingan di kejurda masih berlangsung, karena itu Tunya berharap ada perhatian dari pihak-pihak terkait.
“Karena tidak ada perhatian dari kepala distrik, atas kebijakan bapak dewan akhirnya kita pindah tempat tinggal di Sentani,” ujarnya.
Piet Hariyanto Soyan yang merupakan wakil rakyat dari Distrik Demta mengatakan, ia mendapat informasi dari empat atlet tinju yang akan bertanding membawa nama daerah, yang sama sekali tidak mendapat perhatian dari lemerintah distrik, KONI Kabupaten Jayapura, dan Pertina. Maka empat atlet tersebut ditampung sementara di Sentani.
Menurutnya, yang juga sebagai Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura ini bahwa empat atlet yang sedang mengikuti kejurda tinju ini adalah atlet-atlet yang sudah berprestasi.
“Dan pernah mengharumkan nama Kabupaten Jayapura di tingkat provinsi maupun nasional,” katanya.
Ia mempertanyakan keberadaan KONI, Pertina, dan Dispora Kabupaten Jayapura dalam program pembinaan yang dilakukan selama ini.
“Yang penting mereka bisa makan apa adanya dan berlatih dalam mempersiapkan diri untuk ikut kejurda dan proses seleksi pra-PON. Pihak terkait seperti KONI, Pertina, dan Dispora jangan bicara banyak saja, eksekusinya tidak ada. Atlet ini sudah berjuang dari Porkab, pra-PON Papua, bahkan menyumbangkan medali emas di PON XX Papua, masa tidak ada perhatian sama sekali bagi mereka,” katanya (*)