Sentani, Jubi – Pekerjaan Rehab dan Rekonstruksi (RR) rumah korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura, Papua, yang dikerjakan pada pertengahan 2021 lalu memasuki masa akhir pekerjaan, dan pihak pelaksana memastikan sudah menyiapkan semua laporan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan, semua pekerjaan RR yang dilakukan oleh ratusan pengusaha lokal akan dievaluasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua pekerjaan berjalan dengan standarbdan ketentuan yang berlaku. Sekaligus, evaluasi tersebut menjadi laporan untuk BNPB Pusat.
“Harus diakui bahwa pekerjaan RR bukan hanya ratusan atau puluhan rumah yang dikerjakan, ini ada dua ribuan lebih rumah yang harus dikerjakan dengan menghadapi berbagai tantangan,” ujar Bupati Mathius di Sentani, Selasa (5/4/2022).
Dikatakan, evaluasi ini pastinya tidak 100 persen hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Karena masih ada 401 rumah yang belum diselesaikan dan harus dikerjakan juga saat ini.
“Sejak awal, mereka [pengusaha] sudah datang dan demo di sini, lalu secara bersama kita gelar rapat besar untuk mendengar isi hati mereka dan disanggupi. Pemerintah daerah tetap pada posisinya, memberikan dukungan dan kesempatan bagi para pengusaha lokal kita untuk bekerja, dan berkreasi sesuai kemampuannya. Kendala hanya di modal,” jelasnya.
Dengan limit waktu yang disepakati, Bupati Mathius berharap agar semua proses pekerjaan serta kendala yang dihadapi dapat dilaporkan secara jujur kepada pihak BPBD, agar dapat dipertimbangkan serta menjadi satu dokumen laporan dari semua proses pekerjaan di Kabupaten Jayapura.
“Dengan situasi pandemi yang masih berlangsung, diharapkan semuanya berjalan lancar. Jika ada yang belum puas atas pekerjaan yang dilakukan, bisa melewati jalur yang terbaik dan sesuai prosedur yang berlaku,” ucapnya.
Secara terpisah, Patrinus Nelson Sorontouw mengingatkan pemerintah daerah khususnya BPBD sebagai penyedia pekerjaan, agar bisa memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan tuntas, tanpa keluhan dari penerima manfaat.
Lanjut Nelson, dari setiap kunjungan kerjanya di sejumlah wilayah, masih terdengar aspirasi masyarakat yang disampaikan terkait pekerjaan RR rumah, akibat banjir bandang yang menimpa mereka.
Menurutnya, harus diakui bahwa pekerjaan ini memang tidak mudah, apalagi dengan mengandalkan stok anggaran yang kecil, untuk satu rumah sebesar 50 juta rupiah dengan kondisi rumah berada di pinggiran kota.
“Upaya pemerintah pusat dan daerah wajib kita syukuri, ada rumah-rumah yang dikerjakan dengan baik, dan masyarakat bisa tinggal dengan tenang dan terus beraktivitas untuk kehidupan mereka setiap hari,” kata Patrinus. (*)
Discussion about this post