Sentani, Jubi – Koordinator Dewan Adat Suku (DAS) Kabupaten Jayapura, Daniel Toto, mengatakan aksi demo menolak kampung adat yang dilakukan masyarakat adat di Kantor DPRD dan Kantor Bupati di Gunung Merah Sentani beberapa hari lalu, sama saja seperti menolak diri sendiri.
“Siapa yang punya kampung adat? Menolak itu aneh, ada hal yang dirasa kurang pas, masyarakat tinggal berdiskusi secara internal ke dalamย kampung bersama seluruh tua-tua adat di kampung masing-masing,” ujarnya, saat dihubungi di Sentani, Jumat (27/1/2023).
Ia juga mengatakan, upaya untuk mengangkat harkat dan jati diri masyarakat adat di Kabupaten Jayapura merupakan usaha yang panjang, dan saat ini bisa dibilang sudah berdampak bagi masyarakat adat sendiri.
“Justru, kehadiran kampung adat bisa menjadi jalan tengah sekaligus mencegah terjadinya dualisme kepemimpinan yang berlangsung cukup lama, serta status masyarakat adat sendiri sebagai pemilik hak ulayat diabaikan selama bertahun-tahun,” jelasnya.
Dikatakan, soal hilangnya demokrasi danย kembali kepada sistem monarkiย absolut, hal itu sama sekali tidak benar. Pemerintahan di dalam kampung adatย tidak semua keputusannya ditentukan oleh seorang ondofolo atauย kepala kampung adat.
Menurutnya, pemerintahannyaย dibantu oleh lima khoselo (menteri) dan kepala keret. Sementaraย kepalaย kampung yang lalu diangkat menjadi kepala administrator kampung yang dalam setiap periodenya akanย ditetapkan oleh kepala kampung adat.
“Di kampung adat, status quo yang dipertimbangkan sehingga ada oknum yang memanfaatkannya menjadi penolakan yang disampaikan dalam demo, yang juga tidak mewakili semua masyarakat adat di daerah ini,” jelasnya.
Toto berharap, masyarakat adat tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang sifatnya politis. Menjelang tahun politik, ada banyakย cara yang digunakan oleh oknum tertentu untuk menguntungkan diri sendiri.
“Kembali ke kampung adat, supaya kitaย bisa mengetahui dari mana asalย usul kita sendiri. Ada banyak hal juga yang dapat dikerjakan dengan melihat potensi sumber daya yang tersedia,” ucapnya.
Sementara itu, Mathius Awoitauw selaku pencetusย kampung Aladat di Kabupaten Jayapura menjelaskan, bahwa tujuan adanya Kampungย Adatย agarย semua masyarakat adat di masing-masing kampung dapat mengelola seluruhย potensiย sumber dayaย alam yang dimiliki.
Oleh sebab itu, agarย kampung adatย ini bisa berjalan dengan baik maka seluruh warga kampung adatย harus berkontribusi di dalam kampungnya masing-masing.
“Proteksi terhadap potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat adat, tidak semua investor bisa masuk untuk menguasai potensi sumber daya alam yang dimiliki. Tetapi juga dari potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik,” jelasย mantanย Bupati Jayapura dua periode itu. (*)