Jayapura, Jubi – Meski saat ini sudah ada produk santan kelapa dalam bentuk kemasan, tetapi warga di Kota Jayapura masih saja membutuhkan kelapa parut ketimbang santan kemasan. Tidak heran, jika pedagang kelapa parut di Pasar Hamadi Kota Jayapura, Papua, setiap harinya bisa menjual kelapa sebanyak 30 buah kelapa kering.
Bukan hanya kelapa parut saja yang laku, bahkan ada pembeli juga yang mencari tempurung kelapa untuk membakar ikan atau daging ayam. Memang tempurung kelapa berbeda dengan arang kayu yang bertahan lama, tetapi tempurung kelapa juga bagus jika hendak membakar ayam dan ikan.
Pedagang kelapa parut di Pasar Hamadi, Kharudin seorang pria yang berasal dari bugis mulai merintis usaha kelapa parut tahun 2012. Ia selalu membuka usaha parut kelapa ini sejak pukul 05.00 sampai dengan 17.30 Waktu Papua (WP)
“Peminat kelapa parut di Pasar Hamadi, cukup tinggi,“ katanya kepada jubi.id Kamis (21/9/2023).
Ia mengaku buah kelapa kering ini biasanya diperoleh dari Genyem, Kabupaten Jayapura, Sarmi dan Bonggo di Kabupaten Sarmi.
“Harga per buah kelapa kering dari Sarmi dan Bonggo senilai Rp 1.700,- sedankan dari Genyem berkisar antara Rp 2.300 sampai Rp 2.500,” katanya.
Dia menambahkan setiap hari dalam penjualan kelapa parut bisa mencapai sekitar 300 buah kelapa kering.
“Berbeda kalau memasuki bulan puasa bisa terjual sampai 500 buah kelapa kering yang sudah diparut,” katanya.
“Kalau di sini beda, bulan puasa lancar [banyak pembeli] karena jualan kue,” sambung Kharudin.
Dia mengatakan, harga jual kelapa parut tergantung ukuran kelapa, jika ukuran kecil harganya lima ribu rupiah sedangkan ukuran sedang berkisar antara enam sampai tujuh ribu rupiah dan ukuran besar mencapai delapan ribu rupiah.
Selain kelapa parut, Kharudin juga menjual tempurung kelapa. Harga per kantong plastik sedang Rp10-15 ribu, per karung besar dijual dengan harga Rp50 ribu.
Salah seorang pembeli yang berbelanja di Pasar Hamadi, Mama Evi Numberi mengatakan lebih senang membeli kelapa parut untuk mengolahnya menjadi santan, sebab santan dari kelapa parut jauh lebih banyak ketimbang memakai santang produk pabrik dalam bentuk kemasan.
“Mama sudah pernah coba masak sayur menggunakan santan kemasan tetapi santannya sedikit,” kata Numberi
Lebih lanjut mama Numberi menambahkan kalau rasa santan dari kelapa parut dan santan dalam kemasan berbeda.
“Selain itu, kelapa parut juga bisa diolah menjadi minyak rambut,” katanya. (*)