Papua No.1 News Portal | Jubi
Ottawa, Jubi – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan segera menerapkan kekuasaan darurat yang jarang digunakan untuk menindak rangkaian protes perbatasan. Tercatat protes itu menyebabkan penyeberangan menuju Amerika Serikat terputus serta melumpuhkan beberapa kawasan di ibu kota negara, Ottawa.
“Aksi-aksi blokade ini merugikan ekonomi kita dan membahayakan keselamatan masyarakat,” kata Trudeau saat konferensi pers, dikutip Antara dari Reuters,Senin (14/2/2022) kemarin.
Baca juga : Protes menentang wajib vaksin di Kanada lumpuhkan Ottawa
Kanada urungkan wajib vaksin bagi pengemudi truk
Anggota parlemen Kanada ini tepergok telanjang saat rapat daring
Justin mengatakan tak akan membiarkan aksi-aksi ilegal dan berbahaya terus berlangsung. Undang-undang Darurat 1988, yang akan digunakan Trudeau, memungkinkan pemerintah federal membatalkan kebijakan pemerintah provinsi.
Dengan UU itu, pemerintah federal juga berwenang menerapkan langkah-langkah khusus untuk sementara waktu guna memastikan keamanan dalam keadaan terkendali selama masa darurat nasional.
Dalam aturan itu menyebutkan tindakan darurat harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Parlemen Kanada dalam tujuh hari untuk dapat diterapkan. Sedangkan parlemen memiliki wewenang untuk mencabut langkah tersebut.
Tercatat para pemimpin empat provinsi –Alberta, Quebec, Manitoba, dan Saskatchewan– menyatakan menentang rencana pemberlakuan UU tersebut, yang menurut mereka tidak diperlukan.
Makin banyak kalangan yang menunjukkan rasa frustrasi atas demonstrasi yang terus berlangsung di kota perbatasan di Kanada, yaitu Windsor, Ontario, dan Ottawa. Para pengritik menganggap polisi terlalu lunak dalam menyikapi aksi protes itu, yang kini telah memasuki pekan ketiga.
“Walaupun mereka sudah melakukan upaya terbaik, sekarang jelas bahwa ada tantangan-tantangan serius terhadap kemampuan petugas penegakan hukum untuk menjalankan tugasnya secara efektif,” ujar Truedau menjelaskan.
Tercatat Ambassador Bridge, rute vital untuk perdagangan yang menghubungkan Kanada ke Detroit, Amerika Serikat, telah diblokade selama enam hari oleh para pengunjuk rasa. Polisi akhirnya membubarkan mereka pada Minggu (13/2/2022).
Aksi pemblokiran yang disebut dengan “Konvoi Kebebasan” itu dimulai oleh sopir-sopir truk asal Kanada, yang menentang kewajiban vaksinasi Covid-19 ataupun karantina bagi pengendara pelintas batas.
Demonstrasi tersebut telah mengundang orang-orang untuk juga menentang kebijakan Trudeau soal apa pun, dari pembatasan terkait pandemi hingga soal pajak karbon. (*)
Editor : Edi Faisol
Discussion about this post