Sentani, Jubi — Asosiasi Wartawan Papua (AWP) menjadi rumah bersama serta pemicu kebangkitan para jurnalis anak asli Papua. Secara legal, AWP baru setahun, namun AWP sudah terbentuk 10 tahun lalu dengan berbagai likaliku upaya dan kerja keras untuk persamaan persepsi. Bukan hanya Papua, semangat para jurnalis dari Provinsi Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan hingga Papua Barat Daya pun turut hadir dalam pelaksanaan Pelatihan Media Online se tanah Papua serta Rapat Kerja (Raker) perdana AWP yang baru saja berlangsung pada 25 hingga 27 Maret 2024 kemarin.
Kegiatan selama tiga hari tersebut disponsori oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Jujur Bicara Papua (Jubi), turut dihadiri juga senior – senior wartawan anak asli Papua yang turut berkontribusi dengan sejumlah ide dan masukan bagi kepentingan AWP kedepan.
Tiga hari berlangsung pelatihan tersebut, AWP menghadirkan sejumlah pemateri dan pembicara yang luar biasa dibidangnya masing-masing seperti
Claus Wamafma, Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Papua, Anthonius M. Ayorbaba, anggota dewan pers ketua komisi penelitian, pendataan dan ratifikasi pers, Atmaji Sapto Anggoro.
Selain itu AWP juga menghadirkan 2 wartawan senior era 1970an, Thontji Wolas Krenak yang pernah menjadi wartawan di istana presiden Megawati Soekarnoputri dan Welem Yobi mantan Kepala Biro Antara Papua. Keseriusan AWP, bukan hanya membuat pelatihan bagi para pimpinan media lokal saja, tetapi AWP juga bakalan mendorong agar para jurnalis Papua ini untuk terus berkembang dalam mengelola media dalam persaingan di era digitalisasi.
Ketua AWP, Elisa Sekenyap mengatakan, meskipun baru diakui oleh Pemerintah namun gema AWP sangat luar biasa.
“Kami baru 5 bulan launching baru terdaftar di Kemenkumham tapi dia (AWP) punya gemanya cukup luar biasa,” ujar Elisa saat dihubungi melalui saluran telepon, Kamis (28/3/2024).
Mantan Wartawan Senior, Welem Yobi mengatakan, adanya wadah AWP dapat terus mendorong para jurnalis muda untuk terus berkualitas dalam dunia jurnalistik. Selain meningkatkan kualitas, AWP juga harus merangkul semua wartawan anak asli Papua.
“AWP juga bisa rekrut kita punya adik-adik perempuan, karena wartawan perempuan juga banyak di Papua ini,” ujarnya.
Mantan wartawan Senior, Thontji Wolas Krenak yang juga mantan wartawan Suara Pembaharuan menyampaikan, lewat bimbingan para seniornya Wem Kasjtau dan Bil Rettob akhirnya, dirinya dan beberapa jurnalis Papua lainnya bisa dibina.
“Dia guru jurnalis untuk anak-anak Papua termasuk Krist Ansaka, saya, Wem (Welem Yobi),” ujarnya.
Wolas Krenak mengaku sangat bangga dengan berdirinya AWP sebagai rumah bersama jurnalis asli papua.
“Saya tidak buat sehebat Victor (Mambor) sehebat Kris (Ansaka) dan teman-teman semua bikin AWP. Saya dengan Wem hanya nama, kami berdua tidak buat sejarah yang sehebat ini. Ini sejarah yang sangat hebat, luar biasa. Ibarat AWP itu rumah orang Papua. Honai,” katanya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) provinsi Papua, Hans Bisay menyebut, wadah atau rumah organisasi bagi jurnalis Papua ini merupakan mimpi yang sejak lama dinantikan.
“Kami PWI siap berkolaborasi dengan AWP seperti yang kami sudah lakukan dengan teman-teman AJI dan organisasi lainnya,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI) provinsi Papua, Lucky Ireeuw juga bersepakat bergandengan tangan bersama mendukung AWP untuk terus maju.
“Otsus 20 tahun itu lihat wartawan hanya sebelah mata saja padahal barang itu jadi karena wartawan juga. Dan yang tau tentang masalah dan persoalan di Papua, ya. Kitong sudah. Kita tra (tidak) bisa harap orang lain datang untuk tolong kita,” ujarnya.
Senior wartawan anak asli Papua, Victor Mambor mengajak semua wartawan asli Papua untuk bekerja lebih keras, berlatih sehingga memiliki kapasitas yang besar.
“Supaya nanti berhadapan dengan orang lain, ko punya posisi sudah apel to apel, bukan apel to giawas,” ujarnya.
Rapat Kerja AWP telah memutuskan bahwa pelaksanaan Raker kedua bakal digelar di Nabire, ibukota Provinsi Papua Tengah. (*)
Discussion about this post