Jayapura, Jubi- Sudah tiga minggu anak-anak sekolah dasar atau SD Inpres Waena Permai di Kota Jayapura, Papua sudah tidak aktif belajar lagi. Orang tua mengeluh anak-anak mereka sudah tidak bisa belajar lagi dan menunggu sampai kayu palang dilepas.
Orkar M salah satu orang tua murid kepada Jubi pada Selasa (12/9/2023) mengatakan, sudah tidak ada aktivitas proses belajar mengajar di sekolah yang letaknya menuju ke bumi perkemahan atau Buper tepatnya di Jalan Bonzai Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua itu.
“Kami sebagai orang tua mengeluh, karena sudah tiga minggu anak-anak kami tidak mengikuti proses belajar seperti biasa sampai hari ini,” katanya.
“Anak-anak saya semua empat bersaudara, salah satunya bernama Azriel Adi, dia setelah menyelesaikan jenjang SD N Inpres Waena Permai kemudian saat ini anak saya bersekolah di SMP Papua Kasih,” katanya.
“Sedangkan tiga anak saya yang lain itu masih mengikuti proses belajar di SD Negeri Inpres Waena Permai, Elia Adi kelas I, Elisabet Adi Kelas II, sedangkan Samuel Adi kelas III,” katanya.
Dia sebagai salah satu perwakilan dari semua orang tua berharap Pj Walikota, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, cepat menyelesaikan persoalan itu dengan yang bersangkutan, agar sekolah itu membuka kembali, sehingga anak-anak itu bisa mengikuti proses belajar.
“Jika Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Jayapura tidak menyelesaikan persoalan Itu, kami para semua orang tua akan demo di kantor walikota Jayapura,” katanya.
Sementara itu pihak yang memalang, Agus Arianto Kambu menjelaskan bahwa memalang sekolah SD N Inpres Waena Permai, karena sekolah itu berdiri tanpa dasar dan hak yang jelas.
“Saya, salah satu anak dari bapak ondofolo asli kampung Waena, Julianus Khambuyouge Kambu mengatakan saya marga Kambu. Tapi saya suku bangsa asli disini, saya anaknya bapak Ondo, secara geografis tempat penguasa wilayah [buktinya saat ini ] saya ada disini,” katanya.
“Saya sebelum memalang sekolah itu, sudah menyurat pemberitahuan kepada Pj walikota, dan juga kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Jayapura, sebanyak tiga kali, tapi belum ada [ konfirmasi positif ] dari dinas bersangkutan sampai sekarang,” katanya.
“Jadi sejak sekolah itu berdiri tanpa ada dasar atau hak, sehingga saya memalang sudah tiga Minggu sampai saat ini belum ada aktivitas proses belajar mengajar,” katanya.
“Saya tidak akan membuka sekolah itu kembali, tapi Pj sekda, Dinas Pendidikan dan kebudayaan kota Jayapura mereka datang untuk menyelesaikan persoalan ini sehingga saya bisa membuka sekolah itu kembali,” katanya. (*)