Manokwari, Jubi – Komisioner Bawaslu atau Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Manokwari Selatan terpaksa menginap di rumah warga di Distrik Neney, Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat. Distrik Memey berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Arfak.
Muhammad Saleh Safua, komisioner Bawaslu itu, awalnya melakukan tugas sosialisasi dan penjaringan atau rekrutmen tenaga pengawas di Distrik Neney pada Senin (20/5/2024).
“Kami melakukan penjaringan atau perekrutan pengawas tingkat kampung dengan memasang spanduk pengumuman di sejumlah titik di Balai Kampung dan di Kantor Distrik,” kata Safua yang juga koordinator Divisi Hukum, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Manokwari Selatan pada Kamis (23/5/2024) sore.
Ia menceritakan, pada Senin itu sosialisasi dilakukan dari pagi hingga malam. Setelah selesai, ketika hendak pulang tiba-tiba kawasan itu diguyur hujan lebat. Safua dan tim akhirnya memilih bertahan di Distrik Neney untuk menghindari kemungkinan buruk di perjalanan, seperti longsor.
Esoknya, Selasa (21/5/2024) ternyata memang terjadi longsor di 19 titik sepanjang jalan menuju pulang. Longsor-longsor itu memutus akses pulang.
“Kami terpaksa menginap di Distrik Neney, beruntung Bapak Jembris Imam Trirbo dan keluarganya menerima kami menginap di rumahnya,” kata Safua.
Selama di Neney, kata Safua, warga memperlakukan ia dan timnya dengan ramah.
“Kami diberi tumpangan menginap sejak Senin hingga Kamis pagi (20-23/5/2024), karena kondisi longsor belum teratasi. Tidak ada pilihan lain selain kami kembali ke ibu kota kabupaten, karena masih ada tahapan-tahapan Pilkada yang kami harus kerjakan, terpaksa saya sampaikan bahwa kami berjalan kaki kembali ke Ransiki,” ujarnya.
Perjalanan Safua dengan stafnya menempuh jarak sekitar 18 km melintasi gunung dan perbukitan antara Distrik Neney dan ibu kota Kabupaten Manokwari Selatan. Mereka berjalan kaki selama empat jam. Ternyata sepanjang perjalanan longsor masih belum dibersihkan. Ranting dan batang pohon yang tumbang menutupi jalan. Begitu juga lumpur masih utuh menutup akses utama jalan Trans Papua Barat itu.
“Kami baru sampai di Ransiki sekitar pukul 12.30 WIT, setelah tadi pagi kami memulai berjalan sekitar pukul 07.30 WIT, memang belum dibersihkan longsor di jalan utama hingga hari ini,” kata Safua.
Terpaksa diundur
Akibat akses jalan utama yang belum dibersihkan, Safua mengatakan Bawaslu Manokwari Selatan terpaksa mengundurkan waktu penutupan rekrutmen Calon Pengawas tingkat distrik maupun kampung.
“Padahal kami sudah dapat menjaring 10 orang di Distrik Neney saat kemarin di sana, namun untuk calon pengawas Pilkada di Kampung, belum sempat sehingga kami undur waktu penutupan pendaftaran karena akses jalan masih belum bisa dilewati,” ujarnya.
Safua berharap Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manokwari Selatan dan BPBD Provinsi Papua Barat bergerak cepat menangani longsor yang ada di kawasan tersebut.
“Sebab akan menghambat aktivitas masyarakat pada umumnya,” katanya.
Kondisi jalan akibat longsor yang terjadi rusak parah. Salah satu akses jalan utama penghubung Distrik Neney dengan Kabupaten Pegunungan Arfak terputus. Warga setempat hanya bisa berupaya menimbun untuk bisa melintas.
Longsor kepung akses ke Pegunungan Arfak
Polres Pegunungan Arfak, Papua Barat mengerahkan alat berat untuk membersihkan sisa longsor yang menutupi jalan Trans Papua Barat. Kapolres Pegunungan Arfak Kompol Isac Koko mengatakan, Kasat Lantas Polres sudah mengerahkan alat berat untuk pembersihan. “Akses jalan sudah bisa dilalui,” kata Kompol Isac.
Kapolres mengatakan hujan yang terjadi sejak dua hari terakhir menyebabkan longsor di beberapa titik pada Rabu (22/5/2024).
“Pada Rabu, 22 Mei 2024 telah terjadi tanah longsor di Tanjakan Gunung Kampung Sakumi, Distrik Anggi Gida, Kabupaten Pegunungan Arfak yang menutupi akses jalan Trans Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak,” katanya.
Selama ini masyarakat yang akan ke Kabupaten Pegunungan Arfak dari Manokwari melalui Kabupaten Manokwari Selatan.
“Satu-satunya jalan yang bisa dilewati menuju Pegunungan Arfak dari Manokwari yaitu jalan Catubouw, namun karena hujan secara terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan jalan lewat Catubouw juga mengalami longsor,” katanya.
Kapolres mengatakan telah berkoordinasi dengan Pemkab Pegunungan Arfak guna penanganan dan pencegahan dengan melakukan pengerukan gunung di Kampung Apui dan Demaisi sehingga tidak terjadi longsor susulan yang dapat menutup akses jalan.
“Selama ini warga menuju Pegaf melalui jalan dari Mansel, karena Jalan Minyambouw terjadi Longsor di Kampung Apui dan Demaisi ,” katanya.
Kepala BPBD Papua Barat Derek Apnir yang dikonfirmasi terpisah terkait longsor di kawasan Jalan Trans Papua Barat itu menyarankan untuk konfirmasi ke Bupati. “Nanti konfirm ke Bupati Mansel dulu,” katanya. (*)
Discussion about this post