Nabire, Jubi – Sebanyak 15 anak di bawah lima tahun (balita) di Timeepa, Distrik Mapia Utara, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, dikabarkan meninggal dunia terkena campak. Campak merupakan infeksi virus serius bagi anak kecil, tetapi mudah dicegah dengan vaksin. Penyakit ini menyebar melalui udara lewat pernapasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin.
Pastor Paroki Kristus Penebus Timeepa, Dekenat Kamapi, Keuskupan Timika, P. Yeskiel Belau, Pr kepada Jubi melalui telepon seluler mengatakan 5 balita itu hanya terdata di lingkungan Paroki saja.
“Sebanyak 15 balita yang meninggal dunia terjangkit campak yakni Sesilia Wakei usia 1 setengah tahun, Marius Wakei berusia 4 tahun, Fransiskus Kotouki berusia 5 tahun, Yohanes Petege berusia 5 tahun, Edoardus Magai berusia 4 tahun, Yanuaria Wakei berusia 2 tahun, Yuliana Wakei berusia 4 tahun, Magdalena Wakei berusia 2 tahun, Yanuarius Wakei berusia 2 tahun, Fransiskus Tebai berusia 4 tahun, Vitalia Kotouki 5 tahun, Yenoaria Wakei berusia 2 setengah tahun, Yohanes Kotouki 2 tahun, Marius Wakei 3 tahun, dan Emanuel Tigi berusia 2 tahun,” ungkapnya, Minggu (5/3/2023).
Belau memperkirakan jumlah itu bisa bertambah, lantaran ada wilayah lain yang belum dicek.
“Di atas ini data anak yang meninggal dunia dari pusat Paroki Timeepa. Di pusat paroki ada lima kombas (komunitas basis). Ke-15 anak yang meninggal ini hanya dari kelima kombas tersebut. Tidak termasuk dari Stasi Toubai, Degadai, Megai Dua, Abaugi, dan Dioudimi. Jikalau ditambahkan jumlahnya pasti membludak,” ujar dia.
Menurut dia, data yang diperoleh pihaknya menyebutkan sebanyak 83 anak di wilayah pelayanannya mengalami campak dan 15 di antara mereka meninggal dunia.
“Jadi data resmi yang kami catat 49 kasus campak terjadi di Timeepa, 15 kasus di Stasi Degadai, 10 kasus di Stasi Ponaige, dan sembilan kasus di Kuasi Paroki Deneiode,” kata dia.
Kepala Puskesmas Timeepa, Yoki Butu, mengatakan pihaknya tengah melakukan pelayanan pascapenyerahan Vaksin Measles and Rubella (MR) oleh Pj Bupati Dogiyai, Petrus Agapa, pada Senin (20/2/2023) lalu untuk mencegah penyakit campak di Kabupaten Dogiyai. Ia menyebut pihaknya langsung melakukan pemberian obat-obatan kepada bayi yang disasar.
“Cakupan imunisasi kami sudah laksanakan, di wilayah pelayanannya saya hanya ada empat kampung dan itu sudah kami lakukan,” ujar Yoki Butu ketika dikonfirmasi terpisah.
Atas kasus kematian 15 balita itu, Yoki menegaskan, kasus campak bukan di wilayah Dogiyai saja, tetapi saat ini menjadi perhatian semua pihak sebab telah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Provinsi Papua Tengah.
“Sehingga mari kita bergandengan tangan untuk memutuskan mata rantai penularan tersebut,” katanya.
Pj Bupati Dogiyai, Petrus Agapa juga berpesan bahwa saat memberikan vaksin MR, harus dibekali juga vitamin A serta makanan tambahan. (*)