Merauke, Jubi – Sepanjang tahun 2001-2021 atau dalam dua dekade terakhir, kawasan hutan yang hilang di Kabupaten Merauke, Papua, seluas 925.000 hektare.
Dalam rentang waktu ini pula kawasan hutan di yang terkonversi “atas nama pembangunan dan pertumbuhan” di kabupaten Merauke sebesar 2.652.335 hektare.
Laporan mengenai hilangnya kawasan hutan di Kabupaten Merauke diketahui melalui pengecekan dengan menggunakan citra satelit Hansen Global Forest Change v1.9 2021 – dataset Hansen/UMD/Google/USGS/NASA yang diakses melalui Google Earth Engine pada Senin (25/7/2022).
Melalui penggunaan data penginderaan jauh yang dikembangkan Dosen Geografis Universitas Indonesia Dr. Eng. Masita Dwi Mandini Manessa, dapat diketahui alih fungsi (konversi) kawasan hutan di Kabupaten Merauke dalam rentang waktu 2001 hingga 2021 seluas 2.652.335 hektare.
Dengan kata lain 59,4 persen dari total luas kawasan hutan Merauke sebesar 4.461.166,92 hektare telah digunakan untuk perkebunan, pertanian dan tanaman pangan seperti lahan sawit, Hutan Tanam Industri (HTI), proyek lumbung pangan dan kepentingan lainnya.
Melalui data penginderaan jauh ini, diperoleh data hutan yang hilang (forest loss) dalam jangka waktu 21 tahun terakhir seluas 925.000 hektare atau sebesar 20,73 persen dari total luas kawasan hutan. Kabupaten Merauke sendiri memiliki luas wilayah 4.679.200 atau 46.792 kilometer persegi.
Terpantau melalui citra satelit, kawasan hutan Kabupaten Merauke yang hilang tersebar di 20 distrik di kabupaten tersebut. Umumnya, intensitas penghilangan kawasan hutan di daerah ini terjadi secara masif sejak 2011 hingga 2021.
Distrik Ulilin merupakan daerah yang paling banyak kehilangan hutannya yakni 300.000 hektare, dan 991.366 hektare kawasan hutannya dialihfungsikan.
Kemudian disusul Distrik Kaptel. Distrik ini kehilangan 100.000 hektare, dan seluas 199.233 hektare hutan dikonversi. Distrik Waan, kehilangan 75.000 hektare dan 114.007 hektar hutannya dialihfungsikan.
Selanjutnya Distrik Sota, kehilangan 6.000 hektar hutan dan kawasan hutan yang terkonversi 28.622 hektare. Distrik Kurik kehilangan 20.000 hektare, dan yang terkonversi 62.194 hektare. Distrik Okaba kehilangan 40.000 hektare, dan yang terkonversi seluas 137.059 hektare. Distrik Animha kehilangan 30.000 hektar, dan 79.220 hektar dialihfungsikan.
Di Distrik Kimaam kawasan hutan yang hilanh seluas 60.000 hektare, dan 97.641 hektare dialihfungsikan. Dstrik Malind kehilangan 6.000 hektare, dan 27.202 hektare terkonversi. Distrik Muting kehilangan 60.000 hektare, dan 211.770 hektare dialihfungsikan.
Distrik Ngguti kehilangan 60.000 hektare, dan 217.421 hektare kawasan hutan dikonversi. Distrik Tubang kehilangan 15.000 hektare dan 30.741 hektare terkonversi. Distrik Ilwayab kehilangan 15.000 hektare dan 38.235 hektare terkonversi. Distrik Jagebob kehilangan 40.000 hektar, dan 59.046 hektar terkonversi.
Distrik Tabonji kehilangan 10.000 hektar, dan 23.616 hektare dialihfungsikan. Distrik Elikobel kehilangan 60.000 hektare, dan 205.349 hektare terkonversi. Distrik Semangga kehilangan 4.000 hektar, dan 20.861 hektare terkonversi. Distrik Naukenjerai kehilangan 7.500 hektar, dan 36.345 hektare terkonversi. Distrik Tanah Miring kehilangan 15.000 hektar, dan 64.100 hektare terkonversi,
Kawasan hutan yang paling sedikit hilang yakni di Distrik Merauke, ibu kota Kabupaten Merauke. Distrik ini kehilangan 1.500 kawasan hutannya, sedangkan hutan yang dikonversi seluas 8.703 hektar. (*)
Discussion about this post