Seoul , Jubi – Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik di perairan timur wilayahnya, bertepatan presiden Amerika serikat joe biden meninggalkan Asia pada Rabu, (25/5/2022). Penembakan rudal itu berlangsung hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden meninggalkan kunjungan resmi.
Laporan Antara dikutip dari Reuters menyebutkan Joe Biden setuju meningkatkan langkah-langkah untuk menghalangi Korut, negara yang memiliki senjata nuklir saat lawatan ke kawasan Asia.
Kepala staf gabungan Korea Selatan mengatakan peluncuran ketiga peluru kendali balistik itu ditembakkan ke udara dalam waktu kurang dari satu jam dari kawasan Sunan di ibu kota Korut, Pyongyang.
Korea Utara tahun ini sudah meluncurkan serangkaian rudal, dari senjata hipersonik hingga rudal balistik antarbenua (ICBM) –untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Korut juga tampaknya sedang bersiap-siap menguji coba sebuah senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Para pejabat AS dan Korea Selatan baru-baru ini memperingatkan bahwa Korut tampaknya siap melakukan pengujian persenjataan lainnya, kemungkinan selama Biden melakukan kunjungan di Asia.
Lawatannya di kawasan tersebut merupakan yang pertama kalinya ia lakukan sebagai presiden AS. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden, yang berangkat meninggalkan Jepang pada Selasa (24/5) petang, sudah diberi pemaparan soal peluncuran itu.
Sedangkan Jepang melaporkan bahwa sedikitnya ada dua peluncuran yang terjadi namun menduga kemungkinan ada lebih dari itu. Hal itu disiarkan stasiun penyiaran Jepang NHK yang melaporkan ada sejumlah rudal Korut tampak kemudian jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang (EEZ).
Pada akhir pekan lalu di Seoul, Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sepakat untuk menyelenggarakan latihan militer yang lebih besar serta mengerahkan aset-aset strategis AS, jika diperlukan, untuk menghadang uji coba persenjataan Korut yang sedang meningkat.
Kedua pemimpin juga menawarkan bantuan untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke Korea Utara serta mendesak Pyongyang untuk kembali menjalankan diplomasi.
Biden saat itu mengatakan bahwa belum ada tanggapan dari Pyongyang soal tawaran diplomatik ataupun bantuan. (*)
Discussion about this post