Seoul, Jubi – Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington telah menawarkan vaksin Covid-19 ke Cina dan Korea Utara, namun tidak mendapat tanggapan tanggapan dari kedua negara tersebut. Sedangkan Korea Utara melaporkan 167.650 pasien baru menderita demam pada awal pekan lalu dengan satu tambahan kematian.
Korea Utara telah mengakui bahwa situasi virus di negara itu mengalami perubahan yang menguntungkan.
Kantor berita negara Korea Utara KCNA menyebut lebih dari 2,33 juta dari 2,81 juta kasus kumulatif yang dilaporkan sejak akhir April telah pulih pada Minggu malam (22/5/2022) , sedangkan Korban tewas resmi mencapai 68 orang.
“Kesadaran atas krisis dan tanggung jawab lebih ditingkatkan di setiap wilayah, sektor, tempat kerja, dan pos di seluruh negeri untuk mempertahankan perubahan yang menguntungkan itu dalam upaya pencegahan epidemi dan semua masuknya virus diperiksa melalui pelaksanaan yang ketat dalam penguncian dan blokade regional dan unit lokal,” tulis KCNA dikutip antara dari Reuters.
Sedangkan seorang pejabat senior pemerintah AS, mengatakan pembatasan Covid-19 semacam itu mungkin memainkan peran dalam kurangnya tanggapan Korea Utara. Dengan kekurangan pasokan alat pengujian, Korea Utara belum mengonfirmasi jumlah total orang yang dites positif tertular virus corona.
Otoritas kesehatan melaporkan jumlah tersebut dengan gejala demam, sehingga sulit untuk menilai skala gelombang Covid.
Korea Utara mengaku telah mendistribusikan makanan dan obat-obatan di seluruh negeri, dengan mengerahkan petugas medis militer untuk membantu mendistribusikan obat-obatan dan melakukan pemeriksaan.
Lewat media KCNA mengatakan pabrik-pabrik farmasi “memacu produksi,” tapi tidak memerinci jenis obat-obatan yang sedang diproduksi. (*)
Discussion about this post