Nabire, Jubi – Bandara udara Douw Aturure Nabire, Papua Tengah yang telah beroperasi pada Kamis, (22/2/2024) membuat banyak pihak merasa senang. Lapangan terbang cukup panjang dan besar serta fasilitas sarana yang memadai, walaupun jarak dari arah kota ke bandara baru yang berlokasi di Karadiri, distrik Wanggar cukup jauh, bisa disebut memakan puluhan kilometer.
Dengan hadirnya bandara baru yang dirancang oleh mantan bupati Nabire Isaias Douw itu, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan publik, akankah ada petugas atau karyawan baru yang bakal direkrut lantaran luas pelayanan yang cukup besar.
Pernyataan itu jauh sebelum diungkapkan Kelompok Kerja Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Tengah (Pokja MRP PPT) usai dilantik. Anggota Pokja MRP PPT, Maria Mote mengatakan, untuk mengurangi angka pengangguran di Papua Tengah pihaknya sepakat akan mendorong pekerjakan OAP di bandara baru Nabire sebagai ibu kota provinsi Papua Tengah.
“Bandara baru Nabire sebagai ibukota provinsi Papua Tengah akan segera beroperasi, kami dari Pokja Perempuan sudah sepakat bahwa karyawan atau pegawai di bandara baru ini harus ditempati orang asli Papua,” kata Maria Mote kepada Jubi, Kamis, (9/11/2023) melalui selulernya.
Bahkan hal serupa juga diperbincangkan sejumlah pihak di sejumlah WhatsApp Group Papua Tengah ataupun Meepago.
Untuk memastikan keinginan itu, Jubi telah meminta pernyataan kepada Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bandar Udara Nabire, Jufripianto Pali. Menurut dia, sejauh ini pihaknya belum menerima instruksi dari Kementerian Perhubungan terkait penambahan tenaga honorer ataupun pegawai bandara.
“Sementara waktu kami belum bisa menerima tenaga honor, karena belum ada instruksi dari pusat,” kata Jufripianto Pali.
Sebab, menurut dia, pihaknya juga belum bisa menerima Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Tenaga yang kami pakai tetap tenaga lama yang ada, itu pun ada yang orang asli Papua,” katanya. (*)
Discussion about this post