Jayapura, Jubi – Umat Hindu di Papua merayakan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1945 di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Sabtu (29/4/2023). Kegiatan itu menjadi puncak perayaan Hari Raya Nyepi tahun 2023 di Tanah Papua.
Perayaan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1945 bertempat di salah satu hotel di Abepura Kota Jayapura. Perayaan itu diawali dengan tarian tradisional Bali (tari pendet), dan dilanjutkan dengan pembacaan Weda Wakya (Pustaka Weda) dari Pasraman Santi Niketan oleh Ni Putu Astachika. Perayaan itu juga menghadirkan drama tarian musikal berjudul Harmoni tanah Papua.
Kegiatan yang bertemakan “Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia” itu dihadiri tamu undangan dari Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura. Ketua DPR Papua juga tampak hadir dalam perayaan itu.
Ketua Panitia Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1945 KBP I Wayan Gede Ardana mengatakan umat Hindu patut berbangga hati, karena perayaan tahun ini dapat dirayakan dengan penuh sukacita. Pada tahun sebelumnya, perayaan itu terkendala pandemi Covid-19.
“Melalui Dharma Santi ini, umat Hindu di Kota Jayapura memusatkan pikiran guna menyongsong pesta demokrasi agar berlangsung dengan damai, aman, dan nyaman,” ujar Ardana.
Ia menambahkan perayaan Dharma Santi itu sekaligus sebagai silaturahmi sesama umat Hindu di Papua, sekaligus sebagai puji syukur setelah perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
“Kami sudah melaksanakan kegiatan sosial [penghijauan, bersih-bersih lingkungan, kerja bakti bersama] dan ritual keagamaan [melasti atau pembersihan diri, sarana dan prasarana serta peralatan, persembahyangan, penyepian],” ujar Ardana.
Ia menambahkan, perayaan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1945 didahului puasa atau brata penyepian, dengan cara tidak menyalakan api, tidak bepergian, dan tidak berpesta. Ibadah itu dilakukan untuk merenungkan aktivitas yang sudah dilakukan satu tahun sebelumnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma atau PHDI Papua, I Komang A Wardana mengatakan Dharma Santi mengandung makna saling memaafkan antara sesama dan pembersihan diri untuk meraih kedamaian.”[Itu] menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, menuju kehidupan yang bahagia. Ritual Nyepi [merupakan] penyempurnaan sifat-sifat kita. Saya berharap kita semua hidup rukun, damai, dan saling menghargai sesama umat beragama,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama, I Nengah Duija menyampaikan terima kasihnya. Ia berharap umat Hindu di Papua tetap hidup rukun dan damai, serta mendukung program kerja dan kegiatan pemerintah daerah. “Saya titip empat sifat yang harus dikembangkan umat Hindu di Papua adalah komitmen kebangsaan, toleransi, umat Hindu dilarang melakukan kekerasan baik verbal dan non verbal, penerimaan terhadap tradisi,” ujarnya. (*)