Nabire, Jubi – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB, Sebby Sambom menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas penembakan pesawat Asian One jenis Caravan C208B saat akan mendarat di Bandara Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Jumat (14/4/2023). Hal itu dinyatakan Sambom pada Jumat.
Menurut Sambom, penembakan itu dilakukan pasukan TPNPB Komando Daerah Pertahanan atau Kodap VIII Intan Jaya di Bandara Beoga pada Jumat pukul 07.00 WP. Sambom menyatakan pihaknya menembaki pesawat Asian One itu karena meyakini pesawat dengan call sign PK-LTF itu mengangkut logistik aparat keamanan.
Sambom mengatakan penembakan itu dilakukan Batalion Ndimbu Guya yang dipimpin Arodi Kulua bersama Staf Operasi TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Lewis Kogoya. Menurutnya, pasukan itu dibawah tanggung jawab Brigadir Jenderal Undius Kogoya selaku Penanggung jawab Kodam VIII Intan Jaya bersama Wakil Panglima Apeni Kobogau, Lewis Kogoya, Apletinus Kobogau, Agus Kogoya.
“Mereka menyampaikan bahwa pesawat tersebut masuk ke Beoga membawa peralatan TNI, maka kami tembak. Kami menembak bertubi-tubi hingga pesawat tersebut mendarat dengan terpaksa di Bandara Beoga,” katanya.
Sambom menyatakan pasukan TPNPB masih mengawasi pesawat tersebut. “Kalau TNI masuk, maka kami akan tembak secara serentak. Kami sudah berulang kali sampaikan, namun Pemerintah Indonesia masih saja kepala batu menerbangkan pesawat masuk di wilayah zona perang. Kami akan targetkan pilot kali ini,” ujar Sambom.
Komandan Resor Militer 173/PVB, Brigjen TNI Sri Widodo saat dikonfirmasi pada Jumat membenarkan informasi penembakan pesawat Asian One di Beoga itu. Akan tetapi, pesawat itu telah meninggalkan Beoga dan mendarat di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Menurutnya, penembakan itu terjadi saat pesawat akan mendarat di Bandara Beoga pada pukul 06.38 WP. Ia menyatakan pada pukul 07.47 WP, pesawat itu telah lepas landas dari Bandara Beoga. “Pukul 08.12 WP, pesawat berhasil mendarat di Bandara Mozes Kilangin, [Timika],” ujar Sri. (*)