Jayapura, Jubi – Gereja Gerakan Pentakosta atau GGP Jemaat Ayalom, menggelar Musyawarah Daerah atau Musda Khusus Papua untuk memilih dan menetapkan kepengurusan Majelis Daerah periode 2023-2028.
“Pelaksanaan musda ini harus dilaksanakan, karena masa bakti kepengurusan periode 2018-2023 telah berakhir pada 5 Agustus 2023,” ujar ketua panitia kegiatan Musda Khusus Papua GGP, Pendeta Alex Benhur Raunsay.
Musda yang berlangsung di Gedung GGP, Argapura Resimen, Kelurahan Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Sabtu (23/9/2023), mengangkat tema ‘Berjuang Untuk Kebenaran’.
“Musda ini sesuai aturan tata dasar (TD) dan tata tertib gereja (TTG) Gereja Gerakan Pentakosta tanpa mengangkat dir sendiri atau kelompok di luar aturan TD dan TTG,” ujarnya.
Ketua Terpilih Majelis Daerah Provinsi Papua Gereja Gerakan Pentakosta, Pdt. Edi E. Raunsay, S.IP, M.AP mengatakan inti Musda melahirkan atau memilih kepengurusan yang berintegrasi dan berkualitas.
Selain itu, dilanjutkan, serta memiliki kemurnian memahami tentang organisasi, Tata Dasar dan Tata Tertib Gereja Gerakan Pentakosta dengan baik, membangun keharmonisan, dan pertumbuhan gereja secara kuantitas.
“Musda ini diharapkan membawa pertumbuhan dan perkembangan GGP yang sudah memasuki abad ke-2. Kami akan mempersiapkan pelaksanaan sidang luar biasa GGP tanggal 3-4 di Sulawesi Utara, Manado,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam Musda ditekankan adalah mengelola tata organisasi GGP yang mengacu pada dasar kebenaran firman Tuhan, secara transparansi, akuntabilitas, strategi dan visi pada gereja sebagai landasan untuk lima tahun ke depan.
“Kami bersama dengan seluruh majelis daerah dapat lebih integritas dan lebih transparansi serta loyalitas untuk perkembangan dan pertumbuhan di GGP di Tanah Papua,” jelasnya.
Presidium GGP Perwakilan Papua, Pendeta Abraham Polandos, S.Th mengatakan Musda Khusus Papua GGP sudah sah, karena sesuai peraturan dan telah memenuhi persyaratan untuk dilaksanakan Musda.
“Selamat bermusyawarah, semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua. Tanggung jawab ini dapat diemban dengan baik dihadapan Tuhan, sehingga menjadi berkat bagi jemaat maupun masyarakat secara umum,” jelasnya.
Pendeta Abraham meminta kepada semua jemaat peserta memilih untuk sukseskan Musda Khusus Papua sehingga menghasilkan pengurus yang bertanggung jawab.
Analis Kebijakan Madya, Hans Yans Hamadi, yang mewakili Penjabat Gubernur Papua, Muhammad Ridwan Rumasukun, mengatakan GGP dal 25 tahun terakhir mengalami kemajuan yang luar biasa.
“Hal-hal baik yang telah dicapai hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan. Peningkatan tersebut tidak saja pada jumlah tetapi juga pada kualitas iman, karena gereja yang kuat adalah gereja yang umatnya memiliki pengetahuan yang baik pula,” ujarnya.
Pemprov Papua berharap, dikatakan Hamadi, melalui Musda tersebut dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin gereja yang dapat membawa gereja lebih maju lagi, menjadi mitra pemerintah sehingga dapat membantu melaksanakan program-program pemerintah pada bidang keagamaan. (*)