Jayapura, Jubi – Setelah dua kali gagal, usulan Klasis GKI Wondama menjadi tuan rumah sidang sinode GKI di Tanah Papua akhirnya diterima dengan suara bulat para peserta resmi Sidang Sinode ke-18 GKI Di Tanah Papua pada Kamis (21/7/2022), di Waropen, Papua.
Sebelumnya, Wondama yang dikenal sebagai pusat peradaban Orang Papua melalui Izaac Samuel Kijne pada 25 Oktober 1925 itu, telah mengajukan diri sebagai tuan rumah sidang sinode pada dua kali sidang terdahulu, namun gagal. Pada sidang ke-16 di Sentani pilihan jatuh pada Raja Ampat dan sidang ke-17 di Raja Ampat pilihan peserta jatuh kepada Waropen.
Hingga, upaya ketiga kalinya, perjuangan panjang selama dua periode atau 10 tahun ini akhirnya terjawab.
“Hari ini telah ditetapkan bahwa Klasis GKI Wondama di Kabupaten Teluk Wondama diberi tanggung jawab untuk menjadi tuan dan nyonya rumah pada sidang sinode ke-19 tahun 2027,” kata Wakil Ketua Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt. Hiskia Rollo, usai sidang, Kamis (21/7/2022) malam.
Pdt. Hiskia Rollo, usai sidang menjelaskan, dalam sidang berlangsung usulan menjadi tuan rumah sidang sinode juga datang dari Klasis GKI Mimika. Namun, akhirnya mundur dan memberikan kesempatan bagi Wondama.
“Wondama, dia pernah mengajukannya pada sidang Sinode 16 di Sentani tapi dia kalah dalam voting. Sehingga Klasis GKI Raja Ampat yang dapat untuk sidang sinode ke-17. Setelah itu di sidang sinode ke-17, juga melalui voting, Wondama tidak dapat. Yang dapat Waropen. Dan ini kali yang ketiga, dan juga tidak elok kalau Wondama tidak dapat.”
“Karena itu, kesepakatan bulat semua telah memberikan hak suara secara penuh bahkan juga klasis GKI Mimika telah menyatakan dukungan untuk pelaksanaan tahun 2027 di Klasis GKI Wondama karena itu mengikuti tapak-tapak kaki dari sejarah tempo dulu maka semua telah bersepakat,” kata Pdt. Hizkia Rollo.
Pendeta Rollo juga menjelaskan, dalam sidang para peserta resmi dengan suara bulat menyetujui Klasis Mimika menjadi tuan rumah sidang sinode GKI di Tanah Papua yang akan digelar 10 tahun mendatang atau jatuh pada tahun 2032.
“Sekarang ini kita hitung karena dua provinsi: Papua dan Papua Barat tapi kita juga harus menghitung bahwa GKI itu dia tidak hanya ada di utara tapi juga ada di selatan. Oleh sebab itu, kita juga perlu memberi perhatian kepada wilayah-wilayah di selatan. Jadi keputusan kita, kita juga harus mengakomodir kita punya warga gereja yang ada di selatan,” jelasnya.
Badan Pekerja AM Sinode GKI Di Tanah Papua, dalam sidang sinode ke-18 di Waropen, juga telah menetapkan sejumlah agenda. Di antaranya Pengakuan Iman GKI, pengesahan 15 bakal klasis menjadi klasis penuh, peleburan jemaat-jemaat kategorial ke klasis, situs-situs GKI, pemberian nama bandara dengan nama misionaris, hingga menetapkan Ottow dan Geissler sebagai rasul Papua, dan menetapkan Pulau Mansinam sebagai Pulau Injil.
Badan Pekerja AM Sinode GKI Di Tanah Papua periode 2017-2022 sendiri akan didemisionerkan dalam sidang sinode hari ini, Jumat (22/7/2022). (*)
Discussion about this post